Dampak Pandemi, Martapura FC Diakuisisi Dewa United

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Ketua Umum (Ketum) Martapura FC, Mokhammad Hilman

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Akibat bencana nonalam pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda Kabupaten Banjar, Manajemen Martapura FC terpaksa melepas klub sepakbola kebanggaan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tersebut.

Pernyataan tersebut dibeberkan Ketua Umum (Ketum) Martapura FC, Mokhammad Hilman, kepada sejumlah awak media pada, Rabu (24/2/2021).

Diakui, saat ini proses akuisisi Klub Martapura FC dengan pihak Dewa United memang belum 100 persen rampung.

“Karena terkait proses dokumen administrasi dan proses pengalihan manajemen masih belum tuntas. Mudah-mudahan proses akuisisi ini secepatnya selesai,” ucap Hilman yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjar.

Dijualnya klub berjuluk Laskar Sultan Adam tersebut, diakui Hilman memang difaktori kemampuan manajemen yang dipastikan sudah tidak dapat lagi melanjutkan keberadaan Klub Martapura FC dengan berbagai pertimbangan.

“Yang mendasari kenapa Martapura FC harus diakuisisi. Pertama, tujuan awal pembentukan Klub Martapura FC sebagai wadah bagi pemain sepakbola lokal atau Banua agar dapat berlaga di Liga Profesional Indonesia. Namun, dapat kita amati bersama pada laga musim-musim terakhir di Liga Indonesia, Martapura FC sangat terbatas memainkan pemain lokal. Bahkan, hampir tidak ada, karena dinilai tidak kompetitif untuk bersaing,” bebernya.

Kalau hanya menonton orang lain dan hanya main di Liga 2, papar Hilman, kenapa tidak menonton klub sepakbola yang lain dengan liga lebih besar di daerah sendiri, dan homebase-nya ada disini, di Stadion Demang Lehman.

“Pertimbangan kedua, industri sepakbola di Kabupaten Banjar tidak terlalu mendukung terhadap kesehatan finansial klub Martapura FC, karena dari segi sponsor, pemasukan tiket pertandingan, dan merchandise belum menguntungkan. Saat kondisi normal saja tidak untung, apalagi setelah adanya Covid-19 ini. Tentunya sangat berdampak terhadap pemasukan klub, ditambah jadwal kompetisi yang tidak ada kepastian,” ungkapnya.

BACA JUGA :
Pipa IPA Syarkawi Bocor, Ini Wilayah Terdampak

Seperti yang terjadi pada kompetisi 2020 lalu, lanjut Hilman, dimana Martapura FC sudah melaksanakan persiapan dan sempat bertanding satu kali pada laga tersebut. Namun, dampak pandemi Covid-19, pertandingan pun ditunda hingga dihentikan.

“Saat penundaan, tim belum dibubarkan. Proses persiapan, pelaksanaan kompetisi hingga menunggu kabar pemberhentian. Tentunya mengeluarkan dana yang tidak sedikit, dan ini menjadi beban utang kami. Karena kompetisi tidak bisa berjalan, apa yang bisa diharapkan,” ujarnya.

Kalaupun harus ikut berkompetisi di 2021 kali, lanjut Hilman lagi, dengan kondisi saat ini, ditambah jadwal pelaksanaannya belum jelas, bagaimana Martapura FC bisa melakukan persiapan. “Berhubung Martapura FC mempunyai nilai, kenapa tidak kita lepas saja,” katanya.

Sebelum akhirnya Martapura FC dilepas menjadi Dewa United, diakui Hilman, pihak manajemen sudah banyak menawarkan Klub Martapura FC kepada pengusaha asal Banua. Namun, tidak ada yang melirik. Dan kini, klub sepakbola kebanggaan Banua yang masih terdaftar di Liga 2 telah berpindah markas di Tangerang Selatan untuk mengarungi Liga 2 pada 2021 ini.(Zai/klik)

Berita Terbaru

Scroll to Top