klikkalimantan.com, MARTAPURA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Banjar mengungkapkan, pada 2021 lalu penduduk Kabupaten Banjar yang hidup di bawah Garis Kemiskinan (GK) mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Hal ini diungkapkan Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banjar, HM Riza Dauly, berdasarkan prediksi statistik, dimana angka GK di Kabupaten Banjar pada 2021 mengalami kenaikan yang signifikan, yakni sekitar 3,04%.
“Sedangkan di 2020 lalu, jumlah warga Kabupaten Banjar yang hidup di bawah GK hanya sebanyak 15.120 jiwa atau sekitar 2,55%, yang diukur berdasarkan pendapatan penduduk, yakni Rp462.375. Dengan kenaikan GK di angka 3,04%, artinya telah terjadi penambahan jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Banjar, yakni sebanyak 2.914 Jiwa,” ujarnya kepada Klikkalimantan.com, Kamis (3/2/2022).
Kenaikan angka GK tersebut, papar Riza Dauly, karena beberapa faktor determinan yang signifikan. Seperti meningkatnya ukuran penghasilan terendah penduduk yang hidup di bawah angka GK, dan dampak pandemi Covid-19.
“Di 2020, penghasilan terendah penduduk hidup di bawah GK Rp462.375 per kapita per bulan. Di 2021, angka penghasilan terendah menjadi Rp482.867 per kapita per bulan. Artinya terjadi kenaikan sebesar Rp20.000. Perubahan ukuran ini menjadi salah satu faktor bertambahnya jumlah penduduk yang hidup di bawah GK di Kabupaten Banjar,” ucapnya.
Begitupun dampak global pandemi Covid-19 yang mendera Kabupaten Banjar, lanjut Riza Dauly, karena dampaknya sangat dirasakan masyarakat.
“Global pandemi Covid-19 telah menghancurkan seluruh sendi-sendi kehidupan, tak terkecuali sendi sosial ekonomi masyarakat. Sebab, dampak pandemi Covid-19 menyebabkan banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan dan mata pencahariannya,” tuturnya.
Ke depan, yakni pada 2022 dan 2023, lanjut Riza Dauly, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar akan melakukan berbagai upaya untuk menurunkan jumlah penduduk yang hidup di bawah GK yang kembali meningkat di 2021 lalu.
“Kita akan coba turunkan angka jumlah penduduk yang hidup di bawah GK 3,04% saat ini, menjadi 2,93%. Tentu ada skenario atau alternatif, kebijakan, dan strategi yang harus kita rumuskan. Salah satunya, menciptakan sebanyak 15.000 lapangan pekerjaan yang kerap disampaikan Bupati Kabupaten Banjar,” katanya.
Dengan upaya tersebut, dikatakan Riza Dauly, diharapkan penduduk yang hidup di bawah GK dan berusia produktif dapat memiliki keterampilan yang diperoleh dari beberapa program kombinasi yang dilakukan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Banjar, seperti program Youth Enterpreuner and Employment Support Service (YESS) untuk melahirkan sejumlah petani dan peternak milenial.
“Untuk mendukung pengembangan usahanya usai mendapatkan berbagai pelatihan. Bupati Kabupaten Banjar pun sudah mencetuskan program pinjaman tanpa bunga atau pinjaman 0%. Ini dapat mereka gunakan sebagai modal usaha yang tentunya OPD terkait pun tetap memberikan pendampingan, agar tingkat keberhasilan usaha mereka dapat terlihat dan tercapai,” pungkasnya.(zai/klik)