Inilah Wasiat Sultan Adam untuk Pangeran Hidayatullah, Tahukan Anda….

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Berikut ini alih aksara Surat Wasiat Sultan Adam yang ditulis dalam aksara Arab Melayu:

Bismillahirrahmannirrahim

Asyhadualla illahhaillallah naik saksi aku tiada Tuhan lain yang disembah dengan sebenar-benarnya hanya Allah. Wa asyhaduanna Muhammaddarrasulullah, naik saksi aku Nabi Muhammad itu sebenar-benarnya pesuruh Allah Ta’alla.

Dan kemudian dari pada itu aku menyaksikan kepada dua orang baik-baik yang memegang hukum agama Islam, yang pertama Mufti Haji Jamaluddin, yang kedua Pengulu Haji Mahmut serta aku adalah di dalam tetap ibadahku dan sempurna ingatanku.

Maka adalah aku memberi kepada cucuku Andarun bernama Pangeran Hidayatullah suatu desa namanya Riyam Kanan maka adalah perwatasann tersebut dibawah ini , mulai di Muha Bincau terus di Teluk Sanggar dan Pamandian Walanda dan Jawa dan terus digunung Rungging terus digunung Kupang terus di gunung Rundam dan terus di Kepalamandin dan Padang Basar terus dipasiraman gunung Pamaton terus digunung Damar terus di Junggur dari Junggur terus di kala’an terus digunung Hakung dari Hakung terus digunung Baratus, itulah perwatasan yang didarat.

Adapun perwatasan yang di dipinggir sungai besar maka adalah yang tersebut dibawah ini, mulai diteluk Simarak terus diseberang Pakan Jati terus seberang Lok Tunggul terus seberang Danau Salak naik kedaratnya Batu Tiris terus Abirau terus di Padang Kancur dan Mandiwarah menyebalah gunung Tunggul Buta terus kepeda Pahalatan Riyam Kanan dan Riyam Kiwa dan tamunih yaitu Kusan.

Kemudian aku memberi keris namanya Abu Gagang kepada cucuku.

Kemudian lagi aku memberi suatu desa namanya Margasari dan Muhara Marampiyau dan terus di Pabaungan kahulunya Muhara Papandayan terus kepada desa Batang Kulur dan desa Balimau dan desa Rantau dan desa Banua Padang terus kahulunya Banua Tapin.

BACA JUGA :
Pemko Banjarbaru dan Bank Kalsel Teken Kesepakatan Penyaluran KUR

Demikianlah yang berikan kepada cucuku adanya.

Syahdan maka adalah pemberianku yang tersebut didalam surat kepada cucuku andarun Hidayatullah hingga turun temurun anak cucunya cucuku andarun Hidayatullah.

Serta barang siapa ada yang maharu biru maka yaitu aku tiada ridho dunia akhirat.

Kemudian aku memberi tahu kepada sekalian anak cucuku dan sekalian raja-raja yang lain dan sekalian hamba rakyatku semuanya mesti me-rajakan kepada cucuku andarun Hidayatullah ini buat ganti anakku Abdurrahman adanya.

Tertulis kepada hari Isnain tanggal 12 bulan Shaffar 1259

Syahid Mufti Haji Jamaluddin, Syahid Pengulu Haji Mahmut. (to/klik)

Berita Terbaru

Scroll to Top