klikkalimantan.com, PARINGIN-Sebanyak 42 ribu hektare tanaman karet milik warga diserang wabah penyakit gugur daun dan akar putih di Kabupaten Balangan. Akibatnya, harga karet dipasaran menurun menjadi Rp4000 ribu-Rp5000 ribu per kilo gramnya.
Salah seorang petani karet di Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan (Parsel), Sadiah menuturkan, saat ini harga karet sangat murah tak sebanding dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok. Bahkan, hanya untuk sekadar membeli 1 Kg gula pasir misalnya, ia harus mengumpulkan 3 Kg karet baru dapat membeli kebutuhan pokok itu.
Selain harga karet yang murah, hasil latek karet juga berkurang akibat musim kemarau. Tak hanya berkurang, kualitas lateknya sangat encer hingga bila dibekukan beratnya merosot. “Penghasilan saya menyadap karet paling banyak Rp50 ribu, itu pun hasil sadapan selama tiga hari. Artinya saban hari pendapatan saya menyadap karet cuma Rp15 ribu,” ujar Sadiah di Desa Panggung, Rabu (6/9).
Kabid Perkebunan DKP3 Balangan, Mahrita membenarkan bahwa turunnya harga karet dikarenakan kualitas getah yang kurang baik dan adanya wabah penyakit menyerang tanaman tersebut.
“Saat ini harga karet memang turun. Ini terjadi karena dipengaruhi oleh kualitas getahnya yang kurang baik serta adanya wabah penyakit gugur daun dan akar putih yang menyerang tanaman itu. Ditambah cuaca panas juga berpengaruh terhadap tanaman karet,” kata Mahrita.
Namun, tutur Mahrita, setelah diserang berbagai penyakit itu, pihaknya telah berusaha dan berupaya melakukan tindakan dengan membekukan karet, misalnya dengan menggunakan asap cair. Upaya menggunakan asap cair itu, sebenarnya telah disosialisasikan kepada kelompok petani karet, tetapi sampai sekarang para petani tidak melakukannya dengan alasan pembekuan menggunakan asap cair membuat timbangan karet menjadi lebih ringan.
“Para petani karet lebih memilih membekukan karet dengan pupuk SP36 karena lebih berat daripada dengan asap cair, sehingga akan berpengaruh terhadap timbangan karet itu sendiri,” terang Mahrita.
Padahal tambah Mahrita, membekukan karet dengan asap cair membuat kualitas karet akan lebih bagus bila dibandingkan dengan pupuk. Sebab, membekukan karet dengan pupuk, menyebabkan kualitas karet kurang bagus, sehingga berpengaruh terhadap nilai jual karet itu sendiri.
“Anjuran yang kami sampaikan yaitu menggunakan asap cair membuat karetnya akan bersih dan bagus tidak berbau, namun para petani lebih memilih mencari berat daripada mengutamakan kualitas,” tukas Mahrita.(pr/klik)