KLIKKALIMANTAN.COM – #ViralkanKabarBaik, begitu aksi mendukung penyebarluasa informasi-informasi positif di media sosial dinamai. Digagas saat acara Indonesian City Goverment PR Summit di Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis pekan kemarin. Deklarasi mendukung #ViralkanKabarBaik diikuti sedikitnya 1000 peserta perwakilan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) se-Indonesia. Tak terkecuali Diskominfo, Statistik, dan Persandian (Kabupaten Banjar).
Pencanangan kampanye dilaksanakan bersama-sama oleh para peserta dan dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sekretaris Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Dwi Wahyu Atmadji, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
#ViralkanKabarBaik adalah kampanye mengajak para pranata humas pemerintah, pusat hingga daerah untuk berkomitmen dan mendukung penyebaran berita-berita positif di media sosial. Melalui kampanye penyebarluasan informasi positif, sekaligus menangkal penyebaran berita-berita hoax serta ujaran kebencian yang bisa memecah-belah bangsa.
Kampanye #ViralkanKabarBaik merupakan salah satu rangkaian agenda kegiatan Indonesian City Government PR Summit. Selain itu, ada pula plenary session yang menghadirkan para pakar di bidang komunikasi dan City Branding, seperti Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Adita Irawati, serta Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Selamatta Sembiring.
Agenda lain yang dibahas pada acara yang juga dihadiri Kepala Diskominfo, Statistik, dan Persandian Kabupaten Banjar HM Farid Soufian beserta Kasi Pengelolaan Media Informasi dan Komunikasi Publik, M Hamdani tersebut, pentingnya city branding bagi setiap daerah untuk mencitrakan daerah di mata dunia. Ketua Panitia Indonesian City Government PR Summit Evi S Saleha menjelaskan, meluasnya tren globalisasi maka daerah saling bersaing di berbagai sektor.
Daerah membutuhkan brand yg kuat menjadi ciri daerah tersebut. “City branding sangat bermanfaat, untuk mempopulerkan kota dan daerah, meningkatkan investasi dan mempopulerkan kota di mata dunia,” jelasnya.
Sekretaris Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Dwi Wahyu Atmadji menjelaskan, pencitraan sebuah daerah mesti sesuai dengan karakteristik daerah tersebut. Jika tidak tepat maka akan gagal. “Mencitrakan atau membranding sebuah kota merupakan seni bagaimana mengenalkan daerah tersebut pada daerah lain. Untuk itulah perlu pertimbangan ciri yang khas dan sesuai dengan masyarakatnya,” Katanya. (adv/klik)