Yayasan Kompas Borneo Ajak Kaum Milenial Perangi Sampah Plastik

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina didampingi direktur YKB Indra Gunawan dan mperwakilan PT ADARO Indonesia M Ismail saat diwawancarai wartawan

klikkalimantan.com – Mengatasi melonjaknya sampah, khususnya plastik, gerakan terstruktur dan masif wajib dilakukan. Semua pihak harus terlibat, termasuk kaum milenial.

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengungkap keprihatinan saat membuka diskusi publik dan kampanye lingkungan berbasis online yang digelar Yayasan Kompas Borneo bekerja sama dengan Adaro Indonesia di Siring Balai Kota Banjarmasin,  Selasa (3/12/2012).

Ia menyebut produksi sampah di kota ini sudah pada tahap yang mencengangkan. Satu hari, terdata sekitar 600 ton. Sebagiannya sampah plastik.

“Ini luar biasa. Harus ada gerakan terstruktur dan masif untuk mengatasi. Kaum milenial harus ikut bergerak. Saya senang bertemu Anda. Seperti ada tambahan energi untuk memerangi masalah sampah, khususnya plastik,” kata Ibnu Sina di depan 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah menengah atas.

Ia menganalogikan, jika kesadaran  milenial muncul sejak dini, maka ada harapan baru di masa mendatang dalam memperlakukan sampah. “Tidak membuang sampah sembarangan saja, apalagi di sungai, itu keren dan derajat milenial naik satu tingkat,” ujarnya.

Ibnu Sina juga memaparkan kebijakan Pemko Banjarmasin  dalam mengurangi  sampah plastik. Seperti memberlakukan kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik di mini dan super market, gerakan penggunaan tumbler serta pemilahan jenis sampah.

Perwakilan PT Adaro Indonesia, M Ismail menyatakan sebagai salah satu perusahaan bergerak di sektor energi dan sumber daya alam, pihaknya berkomitmen untuk terlibat dalam upaya penyadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Salah satunya persoalan sampah plastik.

“Persoalan sampah plastik sudah menjadi isu daerah, nasional, hingga internasional. Dalam hal ini, Adaro ambil bagian untuk mendorong kesadaran masyarakat, termasuk kaum milenial,” kata Ismail.

Dua narasumber dihadirkan pada diskusi publik itu. Livia Ramadhani Putri, pegiat lingkungan kaum milenial dan  Atim Susanto dari Bank Sampah Banjarmasin.

BACA JUGA :
Tak Cukup Syarat, Raperda RTRW Kota Banjarbaru Ditunda

Livia yang sehari-hari sebagai presenter di salah satu stasiun televisi jaringan nasional, menularkan kepada 100 peserta trik-trik bersosialisasi dan kampanye kepedulian lingkungan di berbagai media sosial. Seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. Sementara Atim berbagi pengalaman dalam memperlakukan sampah.

Sementara Ketua Yayasan Kompas Borneo Hijau, Indra Gunawan menjelaskan diskusi publik dan kampanye lingkungan berbasis online ini sengaja menyasar kaum milenial di Banjarmasin.

“Mengapa milenial, karena mereka inilah generasi masa depan. Kesadaran harus dibangun sejak dini. Dengan pendekatan milenial pula. Media sosial yang digandrungi sekarang harus dimanfaatkan maksimal untuk membangkitkan sikap peduli terhadap lingkungan,” ucap Indra. (yan/klik)

Scroll to Top