klikkalimantan.com, MARTAPURA – Tiga hari sudah dilalui ratusan warga korban banjir Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar di pengungsian. Di bawah tenda terpal yang dibuat seadanya di tengah perkebunan karet. Mereka bertahan dalam kondisi memprihatinkan.
Ikut bertahan di pengungsian, beberapa orang lanjut usia, anak bawah lima tahun (balita), dan bawah tiga tahun (batita).
“Ada empat lansia yang sudah tidak berjalan, anak-anak banyak,” kata Zainuddin, salah seorang warga pengungsi ditemui klikkalimantan.com, Sabtu (16/1/2021).
Asmah, akrab dipanggil Nini Amah, salah seorang lansia umur 80 tahun yang terpaksa ikut bertahan mengungsi di bawah tenda. Tetap bersama sanak keluarga menjadi alasan utamanya bertahan mengungsi di bawah tenda di tengah perkebunan karet.
Meski untuk itu, bagi Amah tentu bukan perkara mudah. Dalam kondisi raganya yang sudah renta, pun dengan pakaian seadanya, dingin angin di bawah guyuran hujan yang nyaris mengguyur sepanjang malam, dirasa sangat menusuk tulang. “Dua malam sejak mengungsi, hujan tak berhenti,” ujarnya.
Menggigil menahan dingin, sudah pasti dirasakan Nini Amah. Terlebih lagi pakaian yang dia kenakan tak sepenuhnya kering. Tempias hujan yang masuk da
Selain berjuang melawan dingin, bertahan dari gigitan nyamuk menjadi perjuangan berikutnya bagi para pengungsi. Lumrah, karena di tengah perkebunan nan lembab, menjadi ‘rumah’ ribuan nyamuk.
“Kada kenyamukan. Apalagi malam. Siang saja nyamuknya banyak banar. Belum lagi salimbada,” kata Nini Amah.
Satu tenda dengan Nini Amah, Riska Azizah, batita yang tak lain cicit Nini Amah. Menurut Muslim, ayah Riska Azizah, sudah dua malam ini anaknya tak dapat tidur. “Kedinginan. Tidak ada selimut, hanya selembar sarung yang sempat dibawa,” kata Muslim.
Selain dingin, nyamuk menjadi musuh utama baginya dan ratusan pengungsi lain yang bertahan di tengah kebun karet. “Malam pertama, juga ada semut salimbada,” kata Muslim.
Dia berharap segera ada bantuan datang. Termasuk bantuan selimut, obat-obatan, obat nyamuk, dan lilin. “Api dari tungku yang kami andalkan sebagai penerangan. Asapnya jadi pengusir nyamuk,” kata Muslim. (to/klik)