klikkalimantan.com, BANJARBARU – Di masa pandemi Covid-19, Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru, cukup direpotkan. Minimnya dana, sempitnya lapangan pekerjaan, hingga tidak korelasinya tenaga kerja dengan pendidikan menjadi kendala.
“Kami hanya melatih dan mengantarkan orang bekerja. Untuk pelatihan di masa pandemi, masih tetap berlangsung,” ungkap Irawan, Kabid Pelatihan dan Penetapan Tenaga Kerja di Dinas UMKM dan Tenaga Kerja, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kepada klikkalimantan.com, Rabu (10/2/2021).
Dijelaskannya, anggaran dana di dinas ketenagakerjaan sedikit, sampai satu persen. Jauh lebih kecil dibanding anggaran untuk pendidikan 20 persen. Sementara di sektor pendidikan hanya mengeluarkan ijazah.
Bandingkan, tambahnya lagi, dengan produk yang dikeluarkan Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru. Bukan hanya sekadar selembar piagam tetapi juga dilengkapi dengan keahlian sesuai materi pelatihan.
“Di 2020 lalu, kami telah menggelar pelatihan, menjahit, komputer dan tata rias. Selesai pelatihan mereka menerima piagam penghargaan, yang dapat digunakan untuk melamar pekerjaan. Kendala kita untuk ini adalah tidak korelasinya ketenagakerjaan dengan pendidikan. Karena dipendidikan hanya mengeluarkan ijazah saja tidak siap untuk masuk ke dunia kerja,” jelasnya.
Jadi dengan pelatihan tersebut ujar pejabat yang mengaku sempat bekerja di berbagai instansi ini, diharapkan bukan hanya masuk dalam lapangan pekerjaan formal, tetapi juga bisa diterima di lapangan kerja non formal.
“Tetapi realitanya, banyak perusahaan yang tidak menerima pemagangan walaupun sudah disiapkan anggaran dana. Sedangkan untuk provinsi meminta tebusan untuk pemagangan itu. Sekali pemagangan anggarannya Rp250 juta-an untuk 10 orang. Ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan, 1 bulan teori dari perusahaan pencari tenaga kerja. dilanjutkan 5 bulan praktik. Selesai dari pelatihan tersebut kami mengharapkan minimal 1 orang yang diterima,” katanya. (kus/klik)