Aroma politik memang sangat kental terasa dalam proses pembangunan Pasar Bauntung Banjarbaru. Janji politik pasangan Najdmi-Jaya yang kala itu maju di Pilkada Kota Banjarbaru melalui jalur independen salah satunya adalah membangun pasar tradisional dengan konsep modern melalui penataan pasar rakyat yakni relokasi Pasar Bauntung ke tempat baru.
Catatan: Sapariyansyah
Saat peresmian Pasar Bauntung yang dikemas melalui kegiatan soft opening pada Selasa Februari 2021 lalu, Walikota Darmawan Jaya Setiawan mengklaim sebagai sebuah keberhasilan.
Klaim keberhasilan itu tentu saja tidaklah berlebihan. Karena menurut dia, relokasi Pasar Bauntung Banjarbaru merupakan salah satu wujud visi misi kepemimpinan bersama Wali Kota (alm) Nadjmi Adhani. Walau pun kenyataannya bangunannya saja yang rampung sementara relokasi pedagangnya sama sekali belum ada kejelasan.
“Kami bahagia karena pembangunan Pasar Bauntung ini merupakan salah satu visi dan misi pasangan Nadjmi Adhani-Darmawan Jaya Setiawan saat pencalonan tahun 2015 dan kini berhasil terealisasi,” ujarnya, saat itu.
Pembangunan pasar tradisional dengan konsep modern itu papar dia, merupakan implementasi pasar rakyat yang dicanangkan oleh Kementerian Perdagangan dan diwujudkan di masa kepemimpinan Nadjmi-Jaya. “Janji politik pasangan Nadjmi-Jaya saat pencalonan 2015 lalu adalah membangun pasar tradisional dengan konsep modern melalui penataan pasar rakyat yakni relokasi Pasar Bauntung ke tempat baru,” ucapnya.
Dalam perjalanan waktu, intrik-intrik politik sarat mewarnai perjalanan proyek pasar ini. Bahkan komunikasi-komunikasi politik pun acapkali mengemuka. Walikota Nadjmi Adani harus berepot-repot memimpin sosialisasi kepada pedagang. Lobi-lobi politik juga disebut sebut kental mewarnai disetujuinya program tersebut oleh DPRD Kota Banjarbaru yang kala itu diketuai H AR Iwansyah.
Toh pada akhirnya, bangunan Pasar Bauntung yang selama ini relokasinya belum mendapat persetujuan penuh pedagang sudah berdiri dan telah diresmikan. Hanya saja sayangnya Pasar Bauntung yang lama masih tetap dengan hiruk pikuknya kepadatan aktivitas masyarakat pasar.
Bahkan mereka seolah tidak tahu menahu terhadap program Pemkot Banjarbaru yang telah menyiapkan lokasi baru.
“Masih tetap bertahan di sini. Saya perlu hidup dan menghidupi keluarga. Makanya saya tetap bertahan berdagang di sini,” ujar salah seorang pedagang Pasar Bauntung.
Diakuinya seluruh pedagang di Pasar Bauntung Banjarbaru sudah mengetahui program relokasi pedagang ke bangunan yang baru. Namun sejauh ini tidak ada jaminan apakah aktivitas mereka di tempat yang baru akan seramai di pasar yang lama.
Alibi sebagian pedagang itu tidaklah berlebihan. Mengingat di wilayah Kota Banjarbaru, pasar-pasar yang dibangun pemerintah sebagian tebengkalai. Lihat saja bangunan pasar yang ada di Kelurahan Sungai Besar dan Pasar Galuh Cempaka di Kecamatan Cempaka, dua bangunan pasar yang telah menghabiskan miliaran rupiah itu kini terbengkali. Bahkan bangunan pasar yang di Kelurahan Sungai Besar kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
“Bangunannya kumuh dan tak terawat. Lebih cocok disebut sebagai sarang ular atau rumah hantu,” ungkap salah seorang pedagang kaki lima yang setiap hari berdagang di sekitar sana.
Mengacu pada realita beberapa pasar tersebut, pantas jika pedagang pun meragukan untuk memulai aktivitas perdagangan di bangunan Pasar Bauntung yang baru.
Di sisi lain, Pemko Banjarbaru yang saat ini dipimpin Plh Walikota Said Abdullah, masih berupaya keras untuk merelokasi pedagang ke pasar yang baru. (bersambung)