Klikalimantan.com, BANJARBARU – Proyek pengadaan 30 unit IPad Apple Pro 12 yang kini masuk ke ranah hukum, menarik perhatian banyak pihak. Menjadi perhatian karena sarana komunikasi tersebut diperuntukan bagi 30 anggota DPRD Kota Banjarbaru dan dirasakan tidak perlu.
“Apa yang dipertontonkan di gedung dewan Banjarbaru ini sangat memalukan. Apalagi pengadaannya dilakukan disaat pendemi seperti sekarang ini. Ditambah kondisi ekonomi masyarakat yang tidak stabil. Bagi kami kebijakan pembelian IPad Apple Pro 12 itu sangat tidak berpihak dengan rakyat. Lagian para wakil rakyat itu kan pasti sudah memiliki sarana komunikasi canggih,” ujar Direktur Eksekutif WALHI Kalsel, Kisworo, menanggapi proyek yang belakangan menyeret Sekretaris Dewan DPRD Kota Banjarbaru, Kalsel.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadaan merk Apple IPad Pro 11 yang kini kasusnya sedang bergulir di Kejaksaan Negri Banjabaru, ternyata menyalahi spesipikasi. Semestinya, barang yang diadakan adalah IPad merk Apple Pro 12.
Apes, karena ternyata proyek yang disebut-sebut terlalu dipaksakan tersebut, kini menyeret sejumlah ASN di lingkungan Sekretariat Dewan DPRD Kota Banjarbaru untuk berurusan dengan pihak kejaksaan. Termasuk Sekretaris Dewan Aida Yunani yang sudah beberapa kali dipanggil sebagai saksi.
“Lanjut dong. Saat ini kasus sudah memasuki tahapan penyidikan. Sekitar 10 orang sudah kami panggil dengan status sebagai saksi,” ungkap Kajari Banjarbaru melalui Kasi Pidsus Kejari Banjarbaru, Yandi Primanandra SH kepada wartawan, Rabu, 28/4/2021, di ruang kerjanya.
Saat ini paparnya, kasusnya masih terus ditangani tim penyidik. Beberapa barang bukti sudah dilakukan penyitaan. 30 unit IPad Apple Pro 11 dan dokumen-dokumen yang bersangkatun sudah kita simpan di gudang barang bukti kami.
Lebih jauh Kisworo menyayangkan apa yang terjadi di rumah rakyat tersebut. semestinya kata dia, para wakil rakyat itu membuat program kegiatan dan anggaran untuk menjawab persoalan rakyat.
“Pemulihan ekonomi masa pandemic Covid-19 dan pemulihan ekonomi pasca banjir semestinya menjadi prioritas pemerintah dan DPRD Kota Banjarbaru. bukan membuat program untuk kepentingan mereka sendiri,” katanya.
Lebih menyedihkan aku aktivis berambut gondrong ini, di gedung dewan itu terdapat beberapa orang mantan aktivis yang dulu suka sekali bersuara lantang membela rakyat. (yan/klik)