Ini Penyebab Jembatan Putus di Desa Artai Tak Kunjung Diperbaiki

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
BERENANG - Sejumlah siswa SMP 3 Aranai dari Desa Artain terpaksa harus berenang menyeberangi sungai menuju sekolahnya lantaran putusnya jembatan sejak dua tahun silam. (foto: net/klik)

KLIKKALIMANTAN.COM – Putus sekitar dua tahun lalu, jembatan penghubung Desa Artain dan Desa Benua Riam di Kecamatan Aranio tak kunjung dibangun lagi. Padahal, keberadaan jembatan vital bagi warga, utamanya warga Desa Aratain menuju Desa Banua Riam.

Beberapa hari terakhir bahkan sempat viral di media sosial (medsos), video sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) nekad berenang menyeberangi sungai menuju sekolah yang ada di Desa Banua Riam.

M Hilman, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar

Menanggapi keberadaan jembatan yang putus dan tanpa perbaikan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar, Kamis (28/2/2019) mengatakan, ada sejumlah kendala penyebab pihaknya tak dapat langsung turun tangan membangun kembali jembatan sepanjang kurnag lebih 32 meter tersebut.

Kendala utamanya, kata Hilman didampingi Kepala Bidang (Kabid) Binamarga M Solhan, jembatan tersebut tidak tercatat sebagai asset daerah lantaran berada di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel. Pembangunan di dalam kawasan konservasi sebuah pelanggaran.

Dapat diperbaiki atau dibangun kembali menggunakan APBD, kata Hilman, jika rusaknya jembatan akibat bencana. Sayangnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar tidak pernah menetapkan rusaknya jembatan akibat bencana. “Meski berdasarkan laporan kepala desa setempat, putusnya jembatan akibat luapan air sungai,” kata Hilman..

Pun untuk perbaikan jembatan yang putus dampak terjadinya bencana, lanjut Hilman, mesti diajukan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. “Sedangkan dalam kurun dua tahun ini, usulan pembangunan jembatan kami cek tidak pernah dimasukkan,” ungkapnya.

Diakuinya, miris menyaksikan video sejumlah siswa SMP yang harus berenang menyeberangi sungai untuk sampai ke SMP 3 Aranio yang berada di Desa Banua Riam. Di tengah kondisi itu menurut Hilman, negera memang harusnya hadir. Namun untuk itu, perlu faktor pendorong agar pihaknya dapat turun tangan membangun kembali jembatan yang putus.

BACA JUGA :
Kunjungi Wali Kota Banjarmasin, Jepang Terima Puluhan Ribu Tenaga Caregiver

Viralnya video di medsos tersebut, kata Hilman, diharapkan menjadi faktor pendorong dan pembuka mata pihak Dinas Kehutanan Kalsel yang empunya kewenangan wilayah konservasi untuk memberikan ijin pembangunan kembali jembatan. “Akan lebih membantu lagi jika jembatan yang putus dibangun kembali,” ujarnya. (to/klik)

Berita Terbaru

Scroll to Top