klikkalimantan.com, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar ‘Rembuk Stunting’, Kamis (2/9/2021) di Aula Gawi Sabarataan, Balaikota Banjarbaru.
Mengusung tema ‘Turunkan Angka Stunting dengan Mari Basingsing (Banjarbaru Singkirkan Stunting)’, Rembuk Stunting dihadiri Walikota HM Aditya Mufti Ariffin, Wakil Walikota Wartono, dan Sekretaris Daerah (Sekda) H Said Abdullah. Kegiatan juga dihadiri Ketua TP PKK, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, hingga Ketua Forum RT/RW Kota Banjarbaru.
Dikatakan Walikota Aditya, stunting, atau sering disebut kerdil merupakan kondisi gagal tumbuh pad aanak berusia bawah lima tahun (balita). Penyebabnya, kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, utamanya pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Dari janin hingga anak berusia dua tahun. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, antara lain praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses makanan bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” kata Walikota Aditya.
Mempercepat penurunan penderita stunting, menurut Aditya wajib dilakukan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Penurunan stunting merupakan program nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Upaya penurunan prevalensi stunting ditargetkan tercapai 14 persen pada 2024 dari 27,67 persen pada2019.
Seperti disampaikan Ketua Tim Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S), Kanafi yang juga Kepala Bappeda Kota Banjarbaru, hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan yang dilakukan setiap lama tahun sekali, prevalensi stunting Kota Banjarbaru pada 2018 sebesar 39,73 persen. Angka tersebut terbesar se-Kalimantan Selatan. Prevalansi stunting mengalami penurunan tahun ke tahun. 2019 turun 18,08 persen, dan 2020 sebesar 14,19 persen.
Dikatakan Aditya, keberhasilan menurunkan prevalensi stunting ini akan terus kita tingkatkan dalam tahun-tahun mendatang sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru tahun 2021-2026. “Penurunan prevalensi stunting merupakan salah satu indikator kinerja utama Pemerintah Kota Banjarbaru mendukung misi pertama, yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia,” kata Aditya. (to/klik)