Sandal dari Eceng Gondok hingga Pesawat Terbang
KLIKKALIMANTAN.COM – Desa Cabi di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar dinobatkan sebagai Desa Inovatif se-Kalimantan Selatan 2017 lalu. Gelar yang sama dipertahankan tahun ini.
Bukan tanpa dasar. Karena memang inovasi tak henti dicipta warga desa ini. Dipimpin Pahrul Hidayat sebagai kepala desa, sejumlah inovasi berhasil dicipta di antaranya; sandal berbahan baku eceng gondok, budidaya lebah madu, pabrik batako, hingga inovasi membuat timbangan anak bawah lima tahun (balita) berbentuk pesawat tempur.
Menurut Pahrul Hidayat, Desa Cabi bukanlah desa kaya sumber daya alam seperti halnya desa lain. Namun keinginan warganya untuk maju, sangat tinggi. Karena itu tak susah baginya mengajak warga berkreasi memanfaatkan alam sekitar.
Menggunakan gelontoran dana desa, eceng gondok yang ada di sekitar desa dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan. Hasilnya, sandal, tempat tisu, dan beberapa benda kerajian lain berhasil tercipta. “Kami minta bimbingan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Alhamdulillah bisa dan ternyata laku dijual,” kata Pahrul di sela dialog interaktif, Selasa (25/9/2018) kemarin.
Potensi lain yang berhasil dikembangkan Pahrul bersama warga adalah budidaya lebah madu kelulut. Menurutnya, dominasi perkebunan karet di desanya, potensial untuk pengembangan lebah jenis ini. Dari sana, warga yang selama ini banyak menggantungkan hidup dari penghasilan menyadap karet, mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil menjual madu.
Ada juga pabrik batako yang beroperasi di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat, yang juga langgeng dan terus menambah kuantitas produksinya. “Warga membeli batako hasil produk sendiri. Dengan begitu hasilnya bisa dinikmati bersama-sama,” kata Pahrul diamini Camat Simpang Empat, Abdul Hamid.
Teranyar, inovasi bidang kesehatan sebagai upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak dan balita melalui pemeriksaan rutin kesehatan di posyandu. Adalah timbangan anak dan balita berbentuk pesawat menggunakan bahan bekas yang berhasil diciptakan. “Dulu di posyandu, anak-anak menangis karena takut dan tidak mau ditimbang. Tapi sekarang, setelah timbangan didesain berbentuk pesawat terbang, anak- anak berebut untuk naik,” ujar Pahrul sembari tertawa.
Pamugi, Tenaga Ahli Inovasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi saat dialog menjelaskan, setiap desa dituntut untuk berinovasi sesuai kondisi daerah masing-masing.
Dan apa yang dilakukan warga Desa Cabi, Pamugi sangat mengapresiasi. Inovasi dan terobosan dirasakan pada peningkatan perekonomian warga desa. “Ini yang diharapkan, dana desa berefek domino, tidak saja untuk membangun infrastruktur, tapi juga berimbas baik pada peningkatan ekonomi desa,” kata Pamugi. (to/klik)