Klikalimantan.com, Banjarbaru – Siswa SMKN 2 Bnajarbaru patut berbangga. Disaat harga bahan bakar minya yang biasa digunakan untuk keperluan dapur meroket, para siswa SMKN 2 Banjarbaru berinovasi memproduksi bahan bakar briket dari limbah batok kelapa sebagai alternative.
Menamai produknya dengan bio briket, siswa kompetensi keahlian Teknik Energi Biomassa di Laboratorium Teknik Energi Terbarukan SMKN 2 Banjarbaru pun resmi launching pada Sabtu (25/6/2022).
Kepala SMKN 2 Banjarbaru Suyani mengatakan, produksi arang briket di SMKN 2 Banjarbaru merupakan hasil produk dari siswa dan siswi sendiri dan dalam sehari bisa menghasilkan 1,5 ton arang briket.
Suyani menjelaskan, pihaknya mendapat tawaran terkait anggaran untuk menghasilkan sebuah produk di sekolah seluruh Indonesia.
“Kami buat proposal, ternyata ada sekitar 935 sekolah yang menjadi saingan kami dan diseleksi hingga 120 peserta. Kemudian sekolah masih harus mengikuti seleksi dengan mempersentasikan ke juri dan diloloskan sebanyak 60 peserta sebagai penerima anggaran,” jelasnya.
Adapun, untuk harga arang briket sendiri dengan kemasan kardus isi berat 1 Kg dibandrol Rp35 ribu. Sedangkan untuk kemasan bungkus plastik klip berat 1 Kg dengan harga Rp 25 ribu.
“Segmen pasar kami saat ini para penjual pentol bakar, ibu rumah tangga dan warung-warung,” tuturnya.
Namun, dikatakan Suyani saat ini kebutuhan ekspor arang briket sendiri lagi tinggi, dirinya menyebutkan produk yang bagus bisa di ekspor ke Eropa dan kurang bagus ke Timur Tengah.
“Sebenarnya kami diminta partner untuk menyiapkan 1 kontainer sebulan. Namun, kami tidak sanggup karena yang kerja anak-anak kecuali mencari orang,” pungkasnya.
Suyani menyebut, pihaknya secara bertahap melakukan promusi pasar dari dewan guru hingga lingkungan sekitar sekolah.
“Saya harap dengan adanya produk ini bisa membantu dalam kemajuan sekolah. Kami sudah menyiapkan satu mobil untuk mensupport penjualan arang briket keluar. Mudah-mudahan kedepan kami lebih enak memasarkan produk anak-anak,” pungkasnya.
Suyani menambahkan, pihaknya merangkai mesin produksi arang briket itu sendiri. Sebab, jika menggunakan jasa industri membutuhkan budget yang lumayan besar.
“Perlu tenaga ekstra kemarin meminta ke industri harus mengeluarkan Rp50 juta, sayang uangnya jadi kami rangkai sendiri dua hari selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Puspa Kencana menyampaikan, Pemko Banjarbaru sangat mengapresiasi produk arang briket yang diproduksi peserta didik SMKN 2 Banjarbaru.
“Arang briket ini sangat baik sekali dan merupakan peluang usaha, bahkan sangat digemari di luar negeri, sebagai alternatif pengganti gas dan sebagainya,” tuturnya.
Puspa menyebutkan, produk briket dari SMKN 2 Banjarbaru sangat memungkinkan untuk masuk dan dipajang di Mess L Banjarbaru. Bahkan, Pemko Banjarbaru siap membantu untuk pemasaran produk tersebut.
“Sangat memungkinkan karena disana merupaka produk UMKM. Juga kemasan yang sudah bagus nanti kami bantu dengan pak Walikota untuk di promosikan,” tuturnya. (kus/klik)