Mulai Bersaing di Pasar Modern Berlabel Kopi Astambul
klikkalimantan.com – Kopi produksi Fatimah dan warga lainnya di Desa Pasar Jati dan Jati Baru umumnya dikemas dalam plastik transparan dengan berat 250 gram. Dalam kemasan seperempat kilogram, Kopi Jati dibandrol Rp10.000. “Tapi ada juga yang dikemas dalam plastik kecil, harganya Rp2.000,” kata Rendi, anak sekaligus yang akan meneruskan industri pengolahan kopi milik Fatimah.
Selain telah siap dalam kemasan plastik, menurut Rendi, kopi sering pula dibawa ke pasar dalam kaleng atau blek untuk dijual. Setelah ada pembeli, kopi baru akan ditakar dan dikemas dalam plastik sesuai permintaan pembeli.
Menurutnya, Kopi Jati banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Banjar. Tak hanya di Kabupaten Banjar, Kopi Jati juga dijual di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Kotabaru dan beberapa daerah hulu sungai.
Tak hanya menjual kopi di pasar-pasar tradisional, Kopi Jati produksi Fatimah kini juga mulai merambah pasar swalayan atau toko-toko modernyang mulai banyak bermunculan di Martapura dan sekitarnya.
Di pasar atau toko modern, menurut Rendi, Kopi Jati hadir dalam kemasan dan bentuk lebih menarik berlabel Kopi Asli Kalimantan dengan berat bersih 250 kilogram. Meski begitu, diakuinya, pembeli kopi di pasar modern tak sebanyak di pasar-pasar tradisional yang dalam seharinya dapat terjual hingga lebih dari 50 kilogram kopi.
Dan lagi, lanjutnya, belum banyak toko modern dan minimarket yang mau menampung dan menjualkan kopi produksinya.
Namun begitu, melihat pangsa pasar kopi, utamanya di pasar-pasar tradisional, Rendi optimis mampu menjadi generasi ketiga usaha pengolahan kopi, setelah orang tuanya kelak. Meski untuk itu, perlu ketekunan dan kesabaran menjalaninya. Terlebih lagi, saat ini bahan baku, berupa biji kopi relatif lebih sulit didapat.
Untungnya, saat ini ia sudah punya langganan tetap penyetok biji kopi yang diantar langsung ke rumah. Penyetok biji kopi, tak hanya dari sekitar Kabupaten Banjar, tapi juga beberapa daerah lain di kabupaten Tanah Laut, dan beberapa daerah di Kabupaten Tabalong.
Penyetok biji kopi, lanjutnya, adalah para pengumpul yang membeli kopi dari petani dan warga yang menanam kopi di daerah-daerah dataran tinggi “Untuk bahan baku, sampai saat ini tak ada kendala. Karena kami sudah punya langganan yang mengantar biji kopi siap sangrai,” katanya.