Kalsel Dibantu Hujan Buatan dan Dua Unit Helikopter Water Bombing, Kepala BNPB: Jadwalnya Tanggal 23, 24, dan 28 September Ini

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
FOTO BERSAMA-Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian Djajadi, Anggota DPR RI, Syaifullah Tamliha, dan sejumlah pejabat lainnya berfoto bersama usai Rakor dan Evakuasi Penanganan Karhutla dan Kekeringan di Provinsi Kalsel di Aula Idham Khalid Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Kalsel.(adpim/klik)

klikkalimantan.com, BANJARBARU-Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evakuasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), serta Kekeringan di Provinsi Kalsel yang digelar di Aula Idham Khalid Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Kalsel, Kamis (21/9).

Saat Rakor, dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto. Rakor juga dihadiri Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar, Kepala BNPB Kalsel, Surya Fadliansyah, Kakanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, Danrem 101 Antasari, Brigjen TNI Ari Ariyanto, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Syamsudin Noor, Kolonel Penerbang Vincentius Endy Hadi Putra, para Kepala BNPB kabupaten/kota se-Kalsel, para Kapolres, jajaran Basarnas, Manggala Agni, dan DPRD Kalsel.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Provinsi Kalsel mendapat perhatian khusus terkait penanggulangan Karhutla. Apalagi sekarang ini masih terjadi di sejumlah lokasi, terutama di tiga daerah seperti Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Tanah Laut.

Karena itu, kata Suharyanto, pihaknya akan memberikan bantuan modifikasi cuaca atau hujan buatan dan menambah helikopter water bombing sebanyak dua unit. “Untuk hujan buatan di Kalsel dijadwalkan pada tanggal 23, 24, dan 28 September ini. Alasannya, pada tanggal tersebut diperkirakan ada pergerakan awan yang cukup di atas Kalsel dan sangat memungkinkan dilakukan hujan buatan,” terang Suharyanto.

Untuk bantuan dua unit helikopter water bombing, tambah Suharyanto, diberikan untuk menanggapi pernyataan gubernur bahwa kebutuhan helikopter di daerah ini lebih banyak dari yang beroperasi sekarang. Padahal, sebutnya, saat ini yang mengalami Karhutla cukup banyak. Tiga di antaranya berada di Pulau Sumatera, Provinsi Sumsel, Riau, dan Jambi. Tiga lagi berada di Kalimantan, yakni Kalbar, Kalteng, dan Kalsel, yang semua daerahnya terdapat banyak lahan gambutnya.

BACA JUGA :
Paman Birin Berkeinginan Menggelar Festival Barongsai Berskala Internasional di Kalsel   

“Di Kalsel titik kebakaran banyak, tetapi areal yang terbakar masih sedikit bila dibandingkan dengan Sumsel yang lahan terbakar lebih luas, kendati titik hot spot-nya tidak banyak,” jelas Suharyanto.

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor menerangkan, sejak awal tahun 2023, Pemprov Kalsel telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengatasi permasalahan serius yang kerap muncul di musim kemarau ini, yakni bencana Karhutla dan kekeringan.

Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan itu, lanjut Paman Birin, sapaannya, di antaranya adalah pembukaan pintu air yang melibatkan pengaliran air melalui kanal-kanal yang sudah ada dan pembuatan kanal baru dengan bantuan alat berat yang bertujuan membasahi lahan-lahan yang berpotensi menjadi titik api baru.

Selain itu, bilang Paman Birin, pompa-pompa digunakan secara efektif untuk mengalirkan air ke tengah lahan yang menjadi sasaran pembasahan. Hal ini, dilakukan guna memastikan bahwa lahan-lahan yang kering dapat segera diberikan pasokan air yang cukup.

“Kami juga mengupayakan peningkatan patroli rutin ke lahan-lahan yang berpotensi menjadi sumber api. Karena deteksi dini merupakan langkah kunci memastikan dalam penanganan Karhutla dapat dilakukan secepat mungkin,” kata Paman Birin.

Namun, keluh Paman Birin,  kendala yang dihadapi antara lain, lokasi kebakaran yang berada di wilayah gambut membuatnya sulit dipadamkan dengan helikopter water bombing, apalagi kondisi gambut yang mudah terbakar, tetapi sulit
dijangkau membuat operasi pemadaman menjadi sangat menantang.

“Saya pikir kita perlu mencari cara agar bantuan water bombing ini dapat
diberikan seefisien mungkin dan memaksimalkan penggunaan helikopter yang tersedia, dan diperlukan evaluasi secara berkala terkait penanganan kebakaran di wilayah gambut serta mencari inovasi dalam strategi pemadaman lainnya,” tukas Paman Birin.(pr/klik)

Scroll to Top