Setelah Gempa dengan Magnitudo 4.0 Skala Richter di Kabupaten Balangan, Dosen Geologi Poliban: Kalimantan pun tak Aman dari Gempa Bumi

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Dessy Lestari Saptarini, M.Eng

klikkalimantan.com, PARINGIN-Setelah gempa dengan magnitudo 4.0 skala richter pada pukul 07.39 Wita di pagi hari Senin (13/11) lalu mengguncang di Kabupaten Balangan, menunjukkan kepada publik bahwa di Pulau Kalimantan pun ternyata tak lepas dari bencana gempa bumi.

Dosen Geologi pada Program Studi Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), Dessy Lestari Saptarini, M.Eng menjelaskan, aktivitas gempa di Pulau Kalimantan memang relatif rendah. Ini terjadi karena lokasi geografisnya jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust), sehingga energi medan tegangan zona seismogenik di pulau ini tidak sekuat dengan wilayah lain yang lebih dekat dengan zona tumbukan lempeng, seperti di Pulau Jawa.

Belum lagi, kata Dessy, sesar aktif di Pulau Kalimantan sudah berumur tersier atau sudah tua, yang membuat struktur sesar di daerah ini kebanyakan sudah tidak aktif lagi akibat adanya sedimentasi yang mengendap membuat struktur sesar sulit untuk bergerak.

“Namun sebenarnya, di Pulau Kalimantan pun tak aman dari gempa bumi. Buktinya di Kabupaten Balangan telah terjadi gempa,” ujar Dessy.

Semua ini terjadi, terang Dessy, karena Kabupaten Balangan merupakan salah satu daerah yang berdekatan dengan Pegunungan Meratus, sehingga berdampak pada daerah sekitar. Selain itu, gempa bumi kemaren juga terjadi akibat adanya pergerakan sesar dan patahan pada daerah itu, yang membuat zona tak stabil dan menyebabkan retakan yang diakibatkan berbagai kondisi, misalnya tanah kering karena kemarau dan berbagai aktifitas permukaan lainnya.

“Kondisi itu sebenarnya dapat terjadi di mana saja, tak terkecuali di Pulau Kalimantan yang tak terimbas oleh zona tektonik karena zona Kalimantan adalah lempeng benua  yang jauh dari pergeran lempeng tektonik. Namun, pergeseran tanah dan daerah dapat terjadi di mana dasar tanah dan batuannya di bawahnya akan mencari kondisi stabil untuk pijakannya, makanya terjadi gempa,” ucap Dessy.

BACA JUGA :
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banjar Berpulang ke Rahmatullah

Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, Adhitya Prakoso menambahkan, dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang mengguncang di Kabupaten Balangan bermagnitudo 4.0 skala ritcher, Senin (13/11), sekitar pukul 07.39 Wita tersebut berjenis tektonik.

Gempa bumi ini, tambah Adhitya, terletak pada koordinat 2.17 LS dan 115.59 BT, tepatnya di darat pada jarak 20 Km Barat Laut Balangan pada kedalaman 10 Km. Setelah memperhatikan lokasi dan kedalamannya, menunjukkan bahwa gempa bumi ini termasuk ke dalam klasifikasi gempa bumi dangkal.(pr/klik)

Scroll to Top