klikkalimantan.com, PARINGIN-Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Balangan, Saribuddin menegaskan, pentingnya peran penyuluh agama dalam mendeteksi dini potensi konflik sosial, terutama yang berkaitan dengan isu keagamaan di Indonesia.
“Oleh karena itu, penyuluh, penghulu, pegawai KUA, dan pegawai Bimbingan Masyarakat (Bimas) dari semua agama harus memiliki kemampuan dalam mendeteksi, menganalisis, dan memitigasi konflik yang berpotensi bernuansa agama di wilayah kerjanya,” harap Saribuddin di Parsel, Balangan, Senin (22/4).
Untuk menyikapi hal tersebut, kata Saribuddin, Pusat Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama menggelar Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan. Proses pendaftaran peserta sudah dilaksanakan secara daring mulai tanggal 17-21 April 2024, kemarin.
“Peserta yang mengikuti pelatihan ini akan dibekali dengan kemampuan untuk memitigasi potensi konflik, menganalisis akar penyebab konflik, mengidentifikasi aktor yang terlibat, dan menemukan pihak-pihak yang memiliki kapasitas untuk menyelesaikan konflik tersebut,” jelas Saribuddin.
Namun, harap Saribuddin, para peserta pelatihan harus aktif terlibat dalam memitigasi potensi konflik di masyarakat. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan tetap berjalan dengan damai dan harmonis.
“Oleh sebab itu, saya sangat mendorong para penghulu, penyuluh agama, pegawai KUA, dan Bimas di lingkup Kemenag Balangan untuk mengikuti pelatihan ini,” imbau Saribuddin.
Sebab, tambah Saribuddin, pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan ini diharapkan dapat membekali penyuluh agama dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi situasi-situasi yang berpotensi menimbulkan konflik di Masyarakat, sehingga mereka menjadi agen perdamaian dan rekonsiliasi yang efektif dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Balangan dan Indonesia.(pr/klik)