Tekan Prevalensi Stunting, Pemkab Banjar akan Laksanakan Intervensi Pencegahan Serentak

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
MEMIMPIN - Wabup Banjar, Habib Idrus Al Habsyi yangjuga Ketua TPPS saat memimpin rakor Pelaksanaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, Senin (3/6/2024) di Aula Barakat, Kantor Bupati Banjar di Martapura. (foto:dkisp/klik)

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Upaya serius menekan angka prevalensi stunting terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar. Tak hanya di fase penanganan, bahkan pada tahap pencegahan. Termasuk dalam upaya ini, akan dilaksanakannya Intervensi Serentak Pencegahan Stunting.

Menurut Wakil Bupati (Wabup) Banjar, Habib Idrus Al Habsyi saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, Senin (3/6/2024) di Aula Barakat, Kantor Bupati Banjar di Martapura, pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui intervensi spesifik, sensitif dan kolaboratif.

Ini, lanjutnya, sesuai arahan Wakil Presiden RI tentang pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting menjadi gerakan bersama berkelanjutan. Tujuannya, untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan serta intervensi yang tepat sasaran.

“Oleh karena itu, dalam pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting diperlukan kerja sama dan kolaborasi semua unsur, termasuk masyarakat untuk menanggulangi masalah ini secara efektif,” kata Wabup Habib Idrus.

Dan melalui rakor ini, kata Habib Idrus yang juga Ketua TPPS Kabupaten Banjar, semua pihak dapat merumuskan rinci rencana aksi bersama yang bisa dilakukan, baik dari intervensi sensitif, spesifik, dan kolaboratif.

Tentang rencana aksi serentak, Yasna Khairina, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) didampingi Kepala Dinsos P3AP2KB, an Marliana menyampaikan,  intervensi serentak pencegahan stunting di Kabupaten Banjar dirilis pada 10 Juni 2024 di salah satu posyandu di Kecamatan Kertak Hanyar.

“Intervensi yang dilakukan nantinya adalah melakukan pengukuran atau penimbangan. Diharapkan melalui intervensi serentak kali ini kita bisa mendapatkan pengukuran di semua sasaran,” tambahnya.

Dikatakan Yasna, berdasarkan data, ada sebanyak 573 posyandu sudah memiliki alay ukur atau antropometri  untuk memantau berat badan, panjang badan dan status gizi balita. Namun ada 11 posyandu tambahan yang memang masih belum punya. “Solusinya nanti dari posyandu yang berdekatan bisa meminjamkan atau puskesmas di desanya bisa meminjamkan antropometri cadangan,” kata Yasna. (to/klik)

BACA JUGA :
Pasar Murah Ramadhan DPKP, Paman Birin: Efektif Bantu Masyarakat Jelang Lebaran
Scroll to Top