klikkalimantan.com, MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar saat ini tengah melakukan proyek pembangunan Gerbang atau gapura di ruas Jalan KH Anang Sya’rani Arif sebagai penanda kawasan religi di Desa Melayu Ilir, Kecamatan Martapura Timur.
Kendati demikian, proyek pembangunan gapura sebagai penanda pintu masuk ke kawasan Kubah Syekh KH Muhammad Kasyful Anwar yang merupakan ulama besar pendiri dan pimpinan periode ke-3 Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Martapura 1922-1940 tersebut sepertinya akan mengalami perlambatan akibat terdampak bencana banjir luapan air Sungai Martapura.
Dikonfirmasi terkait perihal tersebut, Kepala Bidang Cipta Karya (Kabid CK) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar Iwan Junaidi berharap proyek pembangunan Gapura Kubah Syekh KH Muhammad Kasyful Anwar dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp100 Juta yang dikerjakan CV Karya Anugerah Bersama selama 60 hari kalender tetap on schedule.
“Memang dalam dua pekan ini curah hujan cukup tinggi dan menyebabkan banjir. Karena itu kami masih melakukan identifikasi di lapangan terkait pengerjaan Gapura Kubah Syekh KH Muhammad Kasyful Anwar apakah kondisinya masih memungkinkan atau tidak,” ujarnya pada Senin (10/6/2024).
Karena itu, Iwan Junaidi berharap proses pembangunan pondasi Gapura Kubah Syekh KH Muhammad Kasyful Anwar yang dilaksanakan penyedia jasa sejak di penghujung Mei 2024 sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan nilai kontrak sebesar Rp99.417.000 dapat terkejar.
“Mudah-mudahan di lapangan dapat mengejar pembangunan pondasi agar tidak terjadi perlambatan. Jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan dan ketinggian air terus bertambah, mungkin waktu pelaksanaan akan kita hitung ulang atau addendum waktu, tapi data dukung akibat faktor alam harus kita lengkapi terlebih dahulu,” ucapnya.
Terlebih, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar curah hujan akan berlangsung hingga pertengahan Juli, dan menjadi wilayah Kabupaten Banjar berada pada musim kemarau basah.(zai/klik)