klikkalimantan.com, BANJARBARU – Mabuk kecubung, fenomena anyar terjadi di Kalimantan Selatan. Ini setalah puluhan remaja di Banjarmasin menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum karena mengonsumsi buah kecubung oplosan alkohol. Dari 44 orang yang dirawat, dua di antaranya bahkan meninggal dunia pada 5 dan 9 Juli 2024.
Dirawat di RSJ, karena mereka mengalami gangguan mental usai mengonsumsi buah kecubung. Menurut dr Sinta Dyah Amrih Lestari, Psikiatri pada Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru, buah bernama ilmiah Datura Metel ini mengandung berbagai jenis zat psikoaktif. Yang paling dominan adalah alkaloid tropana.
Menurut dr Sinta Dyah, alkaloid yang dapat ditemukan dalam biji buah kecubung antara lain scopolamine, hyoscyamine, dan atropine. “Scopolamine adalah salah satu alkaloid yang paling dominan dalam biji buah kecubung,” ujarnya.
Lebih lanjut dipaparkan dr Sinta Dyah, jika dikonsumsi, alkaloid ini memiliki efek yang menenangkan, mengurangi mual, dan menghambat ingatan. Efek yang sama juga ditimbulkan dari zat Hyoscyamine.
“Dapat memmengaruhi sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas otot. Sementara atropine, meskipun ditemukan dalam jumlah yang lebih kecil, dapat memiliki efek stimulan pada sistem saraf pusat,” kata dr Dyah.
Karena mengandung bayak senyawa yang sangat kuat, ujarnya lebih lanjut, mengonsumsi kecubung tanpa pengawasan medis sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. (to/klik)