Antara Lisa Halaby, Yayasan, dan Pedidikan Al-Qur’an (2)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
MELEPAS - Hj Erna Lisa Halaby saat melepas peserta pawai ta'aruf dalam Pekan Muharram 1446 H di TPQ Halaby, Minggu (14/7/2024) di Jalan Intan Raya, Kelurahan Loktabat Utara, Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. (foto: to/klik)

Di TPQ Halaby, Orangtua Santri Juga Belajar Ngaji

 

Oleh: Rudiyanto

Menunggu hingga waktu belajar usai, aktifitas lazim di lakukan para orangtua santri, di Taman Pendidikan Quran (TPQ) Halaby, di Jalan Intan Raya, Kelurahan Loktabat Utara, Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Di bawah naungan Yayasan Abdul Aziz Halaby, belajar mengaji di TPQ Halaby dibagi dua sesi. Sesi pertama pukul setengah tiga, dan sesi kedua bakda Ashar.

Hanya menunggu. Jika pun ada aktifitas dilakukan para orangtua yang umumnya didonimasi ibu-ibu ini, hanya duduk bergerumul sembari ‘mendongeng’ ngalor-ngidul. Hj Erna Lisa Halaby, pembina pada Yayasan Abdul Aziz Halaby yang kala itu masih berstatus Aparatur Sipil Negera (ASN) Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru, acapkali menyaksikan itu saat menyambangi TPQ yang ia rintis sejak 2017 ini.

“Dulu saat masih menjadi ASN, saat isoma dan pulang kerja, saya selalu sempatkan diri ke sekolahan. Dan saya lihat, para orangtua santri yang mengantar anaknya hanya duduk-duduk sambil ngobrol di depan sekolahan,” kata Hj Erna Lisa Halaby ditemui belum lama tadi.

Melihat itu, nalurinya terungkit. Sejumlah tanya lantas mengusik dalam benak perempuan berdarah campuran Banjar – Timur Tengah ini. Yang kali pertama muncul adalah, mereka, para orang santri apakah semuanya sudah bisa membaca Al-Quran? Jika belum, tentu akan lebih baik sembari menunggu anak-anak belajar, mereka juga belajar mengaji.

Keputusan diambil, Lisa Halaby, begitu pemegang gelar Strata 1 Ekonomi ini akrab disapa, lantas menyampaikan inisiatifnya. Mengajak para ornagtua, utamanya yang belum bisa mengaji Quran, untuk belajar di TPQ Halaby sembari menunggu anak-anaknya. “Jangan sampai anak-anaknya bisa mengaji, tapi orangtuanya justru belum bisa. Itu yang kala itu ada dalam benak saya,” ujarnya.

BACA JUGA :
Guru Jaro Tausiah di Peringatan Isra Mikraj BKMT Kota Banjarbaru

Menyampaikan keinginannya, mengajak para orangtua belajar mengaji sembari menunggu sesi belajar anak-anak rampung, Lisa Halaby awalnya ragu. Takut mendapat penolakan, takut mereka tersinggung, momok menakutkan yang harus dilawannya kala itu. Namun tekat kuat memudarkan itu semua.

“Dan alhamdulillah, ternyata para orangtua murid menyambut baik dan mau ikut belajar mengaji. Jadi di TPQ Halaby, tidak hanya anak-anak yang belajar mengaji, tapi juga para orangtua santri,” kata Lisa Halaby dengan nada sedikit terbata.

Sama halnya santri TPQ Halaby yang jumlahnya terus bertambah, orangtua santri yang ikut mengaji juga terus bertambah. Jumlahnya saat ini tak kurang dari 60 orang. Tak hanya ibu-ibu, bapak-bapak juga antusias ingin belajar mengaji di TPQ Halaby.

Sedangkan jumlah santri yang belajar di TPQ Halaby saat ini mencapai 570 anak. Untuk melaksanakan aktifitas belajar, Yayasan Abdul Aziz Halaby, saat ini telah ada 70 ustaz/ustazah.

Jumlah pengajar tersebut, menurut Lisa belum cukup ideal disbanding jumlah santri. Karena ada sjeumlah pengajar yang mengajar di dua kelas pada sesi berbeda. “Sesi pertama, sesi kedua juga. Kedepan, jika memang diperlukan, jumlah pengajar akan kami tambah,” kata Lisa Halaby sembari mengatakan, belajar ngaji di TPQ Halaby tidak dipungut biaya, alias gratis. (klikkalimantan.com)

Scroll to Top