Geopark Meratus Diterima Menjadi Anggota UNESCO Global Geoparks, Paman Birin : Geopark Pertama di Pulau Kalimantan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
TURDES-Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor saat bersama rombongan turun ke desa atau Turdes sambil melintasi gugusan Karts Menteweh di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), yang merupakan bagian dari Geopark Meratus di Kalsel.(adpim/klik)

klikkalimantan.com, VIETNAM-Setelah diperjuangkan dalam beberapa tahun ini, akhirnya harapan warga Banua akan keberadaan Geopark Meratus menjadi anggota United Nations Educational, Scientific and Cultur Organization (Unesco), sepertinya bakalan terwujud, setelah diterima secara aklamasi menjadi anggota Unesco Global Geoparks dalam sidang dewan di Non Nuoc Cao Bang UNESCO Global Geopark, Vietnam pada 8-9 September 2024 lalu.

Oleh karena itu, sambil menunggu penetapan dan pengumumannya di tahun 2025 nanti, beberapa rekomendasi akan ditindaklanjuti untuk perbaikan Geopark Meratus. “Bila masuk menjadi anggota Unesco Global Geopark, maka Geopark Meratus akan geopark pertama di Pulau Kalimantan,” ujar Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, biasa disapa Paman Birin saat acara Evaluasi Meratus Aspiring Unesco Global Geopark beberapa waktu lalu.

Pencapaian ini, kata Paman Birin, akan menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi warga Kalsel, tetapi juga Indonesia. Apalagi pengakuan sebagai anggota Unesco Global Geopark membawa manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal konservasi alam dan budaya di Kalimantan, khususnnya di Kalsel.

Dengan adanya pengakuan dunia internasional ini pula, tutur Paman Birin, maka   akan meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan global tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam dan manusia. Selain manfaat konservasi, status Unesco Global Geopark pun membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan di Kalsel.

Unesco Global Geoparks menerima keanggotaan Geopark Meratus secara aklamasi dalam sidang dewan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) Global Geoparks (UGGp) pada 8-9 September 2024 di Non Nuoc Cao Bang UNESCO Global Geopark di Vietnam.

Saat pertemuan tersebut, Geopark Meratus dipimpin Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus (BPGM), Hanifah Dwi Nirwana. Usai diterima secara aklamasi menjadi anggota, Taman Bumi di Kalsel itu tengah menunggu penetapan dan pengumumannya pada tahun 2025 nanti.

BACA JUGA :
Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Kabupaten Banjar Tahun Ini Bertambah Dua

“Pada pertemuan UGGp Council ini, Meratus Geopark dan Geopark Kebumen di Pulau Jawa menjadi bagian dari 17 aplikasi aspiring Unesco Global Geopark tahun 2023 yang mendapatkan penilaian pada tahun ini,” tutur Hanifah.

Diterangkan Hanifah, 17 aplikasi aspiring UGGp berasal dari berbagai negara, seperti Brazil, Canada, China, Italy, Indonesia, Mexico, Moroco, Norway, Republic of Korea, Saudi Arabia, Spain, Tanzania, Unitied Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, dan Vietnam.

Sedangkan penilaiannya, menurut Hanifah, dilakukan dalam pertemuan UGGp Council berdasarkan pada dokumen yang telah dikirimkan ke Secretariat Unesco Global Geopark dan hasil penilaian lapangan yang telah dilakukan pada 11-15 Juli 2024 lalu.

“Di dalam pertemuan ini, UUGp council ini memberikan tiga kategori penilaian, yakni accept, deferral, dan reject. Dari hasil penilaian UGGp Council itu, Geopark Meratus memiliki kekuatan berupa dukungan pemerintah, masyarakat yang kuat, mitra, dan warisan alam serta budaya yang luar biasa,” ujar Hanifah.

Meski begitu, lanjut Hanifah, Geopark Meratus juga terdapat kelemahan, yaitu berupa kurangnya informasi terkait nilai geologi yang bernilai internasional yang disampaikan dalam dokumen usulan Geopark Meratus.

“Berdasarkan hasil sidang council, Geopark Meratus diterima secara aklamasi untuk menjadi anggota UGGp dengan beberapa rekomendasi, antara lain adalah harus memperbaiki justifikasi warisan geologi yang bernilai internasional,” imbuh Hanifah.(pr/klik)

Scroll to Top