Terdampak Banjir, Petani Diluar Poktan dan Gapoktan Bisa Dapatkan Bantuan AUTP

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
LAHAN PERTANIAN TERDAMPAK BANJIR: Dari total seluas 1.511 hektare lahan pertanian di Kecamatan Martapura Timur, terdata sekitar 2 hektare tanaman bibit benih padi telah dinyatakan puso oleh petugas POPT, dan sekitar 1 hektare tanaman bibit benih padi unggul varietas nutrizink yang berada di Desa Tambak Anyar Ulu hingga saat ini mampu bertahan dari gengan air banjir yang mendera di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar. Kamis (13/2/2025).

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Dinas Pertanian Kabupaten Banjar mencatat, dari 12 kecamatan yang terdampak banjir terdata 85.680 Kg semaian padi terdampak banjir di 11 kecamatan, dan 22.690 Kg semaian padi di 3 kecamatan dinyatakan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) puso.

Semaian padi yang terdampak banjir dan mengalami puso tersebut terjadi di Kecamatan Cintapuri Darussalam sebanyak 12.000 Kg, Kecamatan Mataraman 2.575 Kg, dan di Kecamatan Martapura Barat 8.115 Kg.

Begitu juga untuk lahan pertanaman padi yang terdampak banjir terjadi di 11 kecamatan, dengan total luasan tanam 649,50 hektare, dan 302,50 hektare pertanaman padi di 8 kecamatan dinyatakan puso, terbanyak terjadi di Kecamatan Beruntung Baru, dari total seluas 118 hektare tanaman padi period November – Desember 2024 semuanya dinyatakan puso.

Tak hanya tanaman padi, jenis tanaman hortikultura seluas 316,26 hektare di 5 kecamatan juga terdampak banjir, dan 57,08 hektare tanaman hortikultura jenis cabai di Kecamatan Cintapuri Darussalam dinyatakan puso.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Warsita melalui Imelda Rosanty selaku Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian memastikan, lahan pertanian para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) yang telah dinyatakan puso akibat terdampak banjir akan mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Jadi mereka akan mendapatkan penyaluran bantuan bibit benih tanaman setelah tanaman atau semaiannya dinyatakan petugas POPT puso, dan tentunya harus ada usulan dari Poktan dan Gapoktan. Meski kami sudah mendapatkan datanya, namun jika tidak ada usulan apa yang bisa kami bantu,” ujarnya pada Rabu (13/2/2025) kemarin.

Hal tersebut bisa terjadi, lanjut Imelda, dikarenakan para petani yang tergabung dalam Poktan dan Gapoktan masih memiliki simpanan bibit benih tanaman yang dicalonkan akan ditanam lagi, sehingga tidak mengajukan usulan.

BACA JUGA :
Anggota DPRD Diduga Terlibat Proyek, Irwan Bora Siap Dor Anggota Dewan yang Salah Jalan

“Karena mereka tidak mungkin menanam atau menyemai di masa sekarang, bisanya periode Maret baru mulai menanam lagi, dan tentunya melihat kondisinya terlebih dahulu,” jelasnya.

Sedangkan untuk petani yang tidak tergabung dalam Poktan dan Gapoktan, papar Imelda lebih jauh, bisa mendapatkan bantuan melalui Asuransi Usaha Tanaman Pangan (AUTP) setelah terdaftar dengan syarat melakukan budidaya tanam, memiliki lahan garapan, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“Jadi para petani yang tanamannya puso akibat terdampak banjir bisa mendapatkan bantuan AUTP, tentunya harus terdaftar sebelum usia tanamannya satu bulan, dan mendokumentasikan melalui video dari awal hingga tanamannya terdampak banjir dan dinyatakan puso oleh petugas POPT,” ucapnya.

Diamana bantuan AUTP tersebut merupakan program pemerintah untuk melindungi petani dari risiko gagal panen yang bersumber dari APBN dengan premi 80 persen, dan 20 persennya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.

“Tahun ini target kami 1.500 hektare, dan sebenarnya para petani diuntungkan jika mau mendaftar karena preminya 0 persen. Sedangkan untuk total kerugian yang dialami para petani masih berproses,” tutupnya.(zai/klik)