klikkalimantan.com, MARTAPURA – Akibat terdampak bencana banjir pada Desember 2024 hingga awal Februari 2025 kemarin, beberapa titik ruas jalan kabupaten, salah satunya ruas Jalan Melati di Kecamatan Martapura mengalami kerusakan, seperti yang terjadi di Desa Labuan Tabu.
Bahkan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar telah mencatat sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan di 9 kecamatan rusak akibat terdampak banjir.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Bina Marga (Kabid BM) pada Dinas PUPRP Kabupaten Banjar Jimmy setelah melakukan identifikasi sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat terdampak bencana banjir yang mendera 132 desa dan kelurahan di 12 kecamatan.
“Kami baru selesai melakukan pendataan sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan yang terdampak bencana banjir. Karena data ini juga dibutuhkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, dan sudah kami serahkan. Mudah-mudahan BPBD bisa follow up,” ujarnya.
Tentunya, lanjut Jimmy, di internal Dinas PUPRP Kabupaten Banjar juga akan menindaklanjuti dan melaporkan data tersebut kepada pimpinan.
“Jadi kami laporkan terlebih dahulu kepada pimpinan untuk meminta arahan, apakah segera ditindaklanjuti atau seperti apa nantinya. Karena memang didapati sejumlah ruas jalan yang mengalami kerusakan hingga berlubang dan longsor. Seperti yang terjadi di Desa Sungai Tabuk, Kecamatan Simpang Empat yang jalannya mengalami longsor cukup panjang,” katanya.
Tak terkecuali infrastruktur jembatan, papar Jimmy lebih jauh, juga mengalami kerusakan akibat terdampak banjir. Namun, ada juga yang sudah mengalami kerusakan sebelum terdampak banjir. Total ada sebanyak 7 jembatan yang mengalami kerusakan.
“Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Astambul, Cintapuri Darussalam, Karang Intan, dan di Kecamatan Simpang Empat. Dengan data ini, paling tidak menjadi inventaris kami untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Jimmy juga mengestimasikan, kalau sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat terdampak banjir dilakukan penanganan seluruh, tentunya anggaran sebesar Rp7 Miliar tidak akan cukup.
“Terkait anggaran yang akan digunakan, kita masih belum dapat memastikan. Karena itu harus kita laporkan terlebih dahulu, dan melihat mana saja yang menjadi skala prioritas untuk ditangani,” pungkasnya.(zai/klik)