Rakor Pengendalian Inflasi di Banjarbaru: Banjar Terendah, Tanbu Tertinggi

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
VIRTUAL-Kadis Perdagangan Kalsel, Sulkan bersama pejabat lainnya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual dalam rangka pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2025 di ruang Command Center Lt.3 Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru.(adpim/klik)

klikkalimantan.com, BANJARBARU-Kadis Perdagangan Kalsel, Sulkan tengah menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual dalam rangka pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2025, yang berlangsung di ruang Command Center Lt.3 Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Senin (24/2/25).

Rakor yang diselenggarakan oleh Kemendagri ini merupakan agenda rutin yang digelar setiap pekan pada hari Senin. Untuk acara Rakor sendiri berlangsung di Sasana Bhakti Praja, Jakarta, dan dipimpin langsung oleh Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir.

Selesai acara, Kadis Perdagangan Kalsel, Sulkan mengungkapkan, bahwa inflasi di Kalsel pada minggu terakhir di bulan Februari 2025 ini masih dalam kondisi aman dan terkendali.

“Untuk Kalsel, angka inflasi tercatat sebesar 0,65 persen secara year on year (YoY) dan -0,65 persen secara month to month (MtM). Angka ini berada di bawah rata-rata nasional yang tercatat sebesar 0,76 persen YoY dan -0,76 persen MtM,” ujar Sulkan.

Bahkan, kata Sulkan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kalsel menunjukkan tren positif. Namun, terdapat kabupaten dengan angka inflasi tertinggi, yakni Kabupaten Tanbu yang mencatat IPH sebesar 1,36 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Banjar dengan angka -1,79 persen.

Selain itu, tambah Sulkan, ada beberapa komoditas bahan pokok yang mempengaruhi tingkat inflasi di Kalsel,  antara lain daging sapi, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan telur ayam.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang bulan Ramadan, lanjut Sulkan, Pemprov Kalsel melalui Dinas Perdagangan Kalsel akan menggelar pasar murah demi menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.

“Dengan pasar murah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau dan mampu menekan laju inflasi di Kalsel,” tutur Sulkan.

BACA JUGA :
KPU Banjar Audiensi Bupati Sampaikan Tahapan Pilkada Telah Berjalan

Sementara itu, Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir menekankan pentingnya sinergi antara [emerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan harga barang dan jasa, terutama menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Tomsi menyoroti berbagai faktor yang dapat mempengaruhi inflasi, seperti ketersediaan pasokan pangan, distribusi barang, dan dampak cuaca ekstrem.

“Saya mengimbau pemerintah daerah harus proaktif dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok untuk masyarakat,” ucap Tomsi.(pr/klik)