DKPP Sebut LPM Terbengkalai Karena Kepengurusan Poktan, Distan Pastikan Semua Poktan Aktif

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Selain permasalahan aset dan kerusakan struktur bangunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar sebut tidak beroperasinya Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang terbengkalai di empat desa juga disebabkan kepengurusan Kelompok Tani (Poktan) yang vakum, hingga bubar.

Empat unit LPM guna mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Banjar yang tidak aktif beroperasional di masa kepemimpinan H Saidi Mansyur – Said Idrus Al Habsyie sebagai Bupati – Wakil Bupati Kabupaten Banjar tersebut terjadi di Desa Tambak Baru Ulu, Tambak Baru Ilir, Kecamatan Martapura, LPM di Desa Babirik, Kecamatan Beruntung Baru, dan di Sungai Kitano, Kecamatan Martapura Timur.

Seperti yang terjadi di Desa Tambak Baru Ilir, selain permasalahan infrastruktur LPM yang mengalami kegagalan kontruksi hingga tidak dapat difungsikan, keaktifan Poktan juga menjadi salah satu faktor pendukung terbengkalainya bangunan LPM.

Berdasarkan data dari Pemerintah Desa (Pemdes) Tambak Baru Ilir, dari total delapan Poktan yang terbentuk, kini hanya terdata sebanyak empat Poktan yang masih aktif, yakni Poktan Segar, Mekar, Sejajar, dan Poktan Harapan.

Dikonfirmasi terkait perihal tersebut, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar Warsita melalui Hj Retno Sri Murwani selaku Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan Pertanian membantahnya, dan memastikan saban tahunnya jumlah Poktan yang terbentuk terus terjadi penambahan, dan terdaftar pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan).

“Saban tahunnya Poktan yang terbentuk terjadi penambahan, bahkan pada 2024 terdata sebanyak 2.350 Poktan yang terbentuk atau terjadi peningkatan dibandingkan dengan 2023 yang terdata hanya sebanyak 2.310 Poktan berdasarkan hasil rekap tingkat kabupaten,” ujarnya pada Rabu (12/3/2025) kemarin.

Begitu juga untuk jumlah Poktan di Desa Tambak Baru Ilir, Retno yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Banjar memastikan semuanya masih aktif berdasarkan laporan dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP).

“Delapan Poktan masih aktif, tapi keaktifannya saja yang berbeda berdasarkan kelas kelompoknya, mulai dari Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama. Jadi mereka dinilai berdasarkan skor, mulai dari aktivitas, karya buku, jumlah keanggotaan, hingga potensi Poktan. Kalau pemula kan memang baru,” ucapnya.

Retno pun menjelaskan beberapa faktor mengapa dari delapan Poktan di Desa Tambak Baru Ilir terkesan hanya empat Poktan yang aktif.

“Mungkin dikarenakan kepengurusannya masih yang lama atau belum ada regenerasi. Dan kita selalu mengingatkan kepada BPP agar selalu berkoordinasi dengan pemangku wilayah saat ada kegiatan, minimal bisa mengundang mereka dalam kegiatan yang dilaksanakan,” bebernya.

Namun, tambah Retno lebih jauh, dikarenakan BPP ada yang membawahi lebih dari satu desa, bahkan hingga tiga desa, sehingga ada keterbatasan, dampak pemangku wilayah tidak mengetahui adanya kegiatan.

“Saat ini jumlah penyuluh kita hanya 187 orang, idealnya jumlah penyuluh kita 290 orang. Mestinya semua pemangku wilayah baik pambakal atau camat tahu. Karena saat berkegiatan mereka pasti mengundang Pambakal atau Kecamatan kalau memungkinkan,” pungkasnya.(zai/klik)