Di Pingaran Ulu, Warga ‘Kenyang Makan Debu’

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
DEBU - Mahruddin saat sedang menyiram air di atas badan jalan untuk mengurangi debu di depan rumahnya di Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. (foto: to/klik)

klikkalimantan.com – Menggunakan dua ember, Mahruddin bersusah payah membawa air dari sungai tepat di seberang rumahnya di RT 5, Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Di usianya yang sudah lebih paruh baya, menjinjing dua ember berisi air dari sungai yang kian dangkal di musim bukan hal mudah. Cukup tinggi pria empat anak ini turun dan menaiki anak tangga di tebing sungai.

Sembari berdiri di tepi jalan, satu ember air ia percikkan perlahan ke atas badan jalan yang ‘telanjang’ tanpa lapisan aspal di atasnya. Satu ember lagi ditumpahkan begitu saja. Sengaja? Mahruddin mengatakan iya. Karena jika tidak begitu, debu beterbangan, terhirup organ pernapasan, bahkan hingga ke dalam rumah.

Tak cukup sekali, menyapu debu dengan menyiramkan air dilakukan Mahruddin, juga warga lain yang rumahnya berada di kiri dan kanan jalan, sedikitnya dua kali sehari. Terutama pagi dan sore hari. Karena saat itu, truk pengangkut material dan kayu massif melintas.

“Sejak subuh sudah banyak truk melintas. Sehari bisa sampai 50 truk. Belum lagi mobil-mobil kecil. Jika tidak disiram, ‘kanyang’ kami makan debu,” kata Mahruddin ditemui klikkalimantan.com awal pekan kemarin.

Melarang truk melintas, Mahruddin mengaku tak punya kewenangan, pun keberanian. Yang dilakukan sebatas meminta sopir agar perlahan membawa truknya. Upaya lain, memasang kertas berisi permintaan yang sama. “Kasihan kami,” ujarnya menyemat harap.

Namun dari itu semua, Mahrudin, juga warga lain menyemat asa besar, pemerintah daerah membuka mata. Karena kondisi serupa berulang sejak bertahun-tahun silam. Tanpa perbaikan, warga akan terus ‘kenyang’ oleh debu.

Menanggapi itu, Solhan, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang perbaikan jalan tetap akan percuma jika truk-truk pengangkut material bangunan bertonase besar dibolehkan melintas. Karena kekuatan maksimal sumbu jalan kabupaten hanya 5 ton.

BACA JUGA :
Melihat Lebih Dekat Rencana Pengembangan Kawasan Sekumpul (1)

Di atas itu, kata Solhan, aspal pada badan jalan dipastikan lekas terkelupas. Akan lebih baik, jika permasalahan tersebut terlebih dulu terselesaikan, oleh warga juga instans terkait. “Diperbaiki tapi tak lama akan rusak lagi,” kata Solhan yang mengaku sudah lama mengetahui betul kondisi jalan termasuk mobilitas truk-truk pengangkit material bertonase besar.

Tentang debu yang dikeluhkan warga, Solhan melontar solusi agar warga mengkoordinasikannya dengan sopir dan pemilik truk. Termasuk penyiraman mengurangi debu yang beterbangan saat truk melintas.

“Permasalahan serupa juga pernah dialami warga di Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan, dan terselesaikan. Apalagi diketahui, truk-truk yang melintas umumnya mengangkut material dari kawasan Kecamatan Karang Intan,” kata Solhan membandingkan. (to/klik)

Scroll to Top