klikkalimantan.com – Satu dasawarsa sejak 2009, Partai Golkar tak tergoyahkan di DPRD Kabupaten Banjar sebagai peraih kursi terbanyak dan berhak atas kursi ketua. Pada periode 2014 – 2019, 13 kursi yang dimiliki mendudukkan H Rusli di kursi ketua untuk kali kedua.
Peraih kursi terbanyak dari 45 kursi di parlemen, taktis membuat Golkar mendominasi banyak hal, termasuk voting pengambilan keputusan.
Tapi tidak untuk lima tahun kedepan di periode 2019 – 20124. Hanya dengan 8 kursi, Golkar hanya kebagian kursi wakil ketua. Imbasnya, suara Golkar yang sebelumnya dominan, kini tergerus. Pamor Golkar memudar.
Pada rapat pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD), Selasa (8/10/2019) lalu faktanya. Bersama Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar menginginkan voting pemilihan Badan Kehormatan (BK) dilakukan satu orang satu suara. Namun Fraksi Gerindra, Nasdem, PKB dan fraksi gabungan menginginkan voting satu orang lima suara.
Kalah jumlah, Fraksi Golkar ngambek dan meninggalkan (walk out) ruang rapat di Lantai I Gedung DPRD Kabupaten Banjar.
“Fraksi Golkar dan Demokrat walk out dari pemilihan BK karena sistem pemilihan yang kita ajukan tidak diterima mayoriyas fraksi,” ucap Kamaruzzaman dari Fraksi Golkar yang juga menjabat Ketua Komisi I.
Kamaruzzaman bahkan menyatakan, usai AKD terbentuk, Fraksi Golkar tak akan ikut dalam kunjungan kerja (kunker) keluar daerah yang sudah diagendakan dalam waktu dekat.
“Kami melarang Fraksi Golkar melakukan kunker. Karena belum apa-apa sudah melakukan kunjungan kerja, dasarnya apa ? Biasanya kita buat dulu kententuan dan kesepakatan, setelah ada dasarnya dibahas di banmus, kurker dilaksanakan,” ujar Kamaruzzaman. (zai/to/klik)