klikkalimantan.com – Diresmikan awal 2019 oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman, keberadaan Air Mancur Berlian di Kawasan Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menjadi sorotan warga dan sejumlah kalangan.
Pasalnya, air mancur yang dibangun dengan anggaran Rp1,6 Miliar oleh Bidang Ciptakarya pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), saat ini dalam kondisi seperti tak terawat. Lumut mulai tumbuh suhur di dasar kolam, pertanda air tanpa riak dalam waktu lama.
“Sangat disayangkan, air mancur yang dibangun dengan dana sebesar Rp1,6 Miliar tak beroperasi secara maksimal dan konsisten,” kata Akhmad Syarif, warga Martapura kepada klikkalimantan.com, awal pekan kemarin.
Syarif yang juga Ketua Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Kabupaten Banjar ini juga menyoroti minimnya penerangan di sekitar air mancur ‘menari’ saat dioperasionalkan. Minim penerangan yang berpotensi disalahgunakan pihak tak bertanggung jawab berbuat mesum, juga kejahatan lainnya yang berdampak rusaknya fasilitas pendukung.
Mestinya, kata Syarif, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar dapat menambah penerangan, kuantitas operasional air mancur, dan pemasaangan CCTV yang terintegrasi dalam program Smary City nya Dinas Kominfo, Statistik, dan Persandian.
“Sebagai salah satu partai pengusung saat pemenangan H Khalilurrahman pada pilkada 2015 lalu, saya sangat kecewa dan menyayangkan kebijakan pembangunan fasum Air Mancur Berlian. Itu hanya membuat tata kota tambah padat, serta membuang anggaran,” ujar Syarif.
Dikonfirmasi terkait itu, Irwan Jaya, Kepala Bidang (Kabid) Ciptakarya pada Dinas PUPR, menjelaskan, tidak maksimalnya operasional Air Mancur Berlian lantaran terkendala besarnya anggaran.
“Kami sebenarnya ingin air mancur itu saban hari dioprasionalkan, tidak hanya sekali sepekan. Namun diperlukan dana cukup besar, Rp6 juta per bulan termasuk biaya keamanan, pemeliharaan, pembelian air dari PDAM, dan bahan bakar jenis solar unruk genset,” kata Irwan.
Karena itu, kata Irwan, Air Mancur Berlian hanya dioperasionalkan saban malam Minggu dan saat ada even tertentu sebagai penambah daya tarik.
Irwan justru menyalahkan minimnya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga keindahan dan kebersihan fasum air mancur, minim. Dibuktikan banyaknya didapati anak-anak menjadikan kolam air mancur kolam renang yang berdampaknpada berubahnya setelan pancuran air dan lain sebagainya.
Untuk optimalisasi operasional air mancur agar, Irwan melanjutkan, tahun depan wacananya pengelolaan air mancur diserahkan ke Sekretariat Daerah (Setda) Banjar. Peralihan sumber energi dari genset ke listrik PLN rencananya juga akan dilakukan. (zai/klik)