klikkalimantan.com, BATULICIN – Kemarau kembali tiba. Untuk itu Pemkab Tanah Bumbu kini sudah bersiap-siap melakukan apaya pencegahan dan pengamanan hutan dan lahan dari ancaman kebakaran.
Kesiapan itu ditandai dengan digelarnya Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Selasa (23/06) pagi, bertempat di Ruang Rapat Bersujud 1 Kantor Bupati Tanbu. Rapat ini dipimpin oleh Wakil Bupati H Ready Kambo.
Menurut Wabup Ready, pelaksanaan rapat koordinasi dilaksanakan sebagai bentuk kesiapsiagaan pencegahan lebih dini secara terpadu dalam menghadapi musim kemarau dan terjadinya Karhutla. “Mengingat secara geografis Tanah Bumbu sangat rentan terjadinya Karhutla,” katanya.
Untuk itu, papar Wabup, seluruh elemen dan stakeholder terkait yang ada di Bumi Bersujud dituntut untuk siap siaga menghadapi dan menanggulangi permasalahan Karhutla ini. “Terlebih ketika sudah terjadi bencana karhutla, antar instansi baik pemerintah, TNI, Polri, swasta/dunia usaha, dan masyarakat, harus saling bahu membahu menanggulangi,” tegasnya.
Langkah ini dinilai penting, agar Karhutla tidak menjadi bencana yang merugikan semua pihak. Maka dari itu, lanjut Wabup , upaya penanggulangan bencana karhutla perlu ditangani secara komprehensif, multi sektor, terpadu, dan terkoordinasi. “Melalui momentum ini, saya berharap adanya komitmen dukungan dan perhatian semua pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana karhutla di wilayah Kabupaten Tanbu sedini mungkin,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Tanbu, Eryanto Rais, mengatakan pihaknya setelah melakukan kajian di lapangan, menemukan tujuh potensi bencana di Tanbu. Yaitu banjir, karhutla, angin puting beliung, gelombang pasang laut, tanah longsor, kekeringan, dan abrasi.
Informasi ini, jelas Eryanto, berdasarkan prakiraan cuaca pada tahun 2020 Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarbaru. Prakiraan puncak musim kemarau di Tanbu terjadi pada bulan Agustus – Oktober 2020 mendatang. “Pada musim kemarau ini yang perlu diantisipasi adalah bencana karhutla dan kekeringan,” katanya.
Terkait Karhutla, lanjut Eryanto, faktor penyebab Karhutla ada beberapa factor, diantaranya faktor alam dan juga faktor manusia. “Yang jelas, minimnya kesadaran masyarakat terkait bahaya karhutla merupakan salah satu faktor penyebab karhutla,” ujarnya.
Hingga saat ini, sebagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah, baik sedang dilakukan, maupun yang akan dilakukan, pencegahan dan penanganan karhutla seperti pengumpulan data dan informasi kebencanaan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat.
Dengan melalui sosialisasi, melakukan rakor, membuat imbauan dan surat edaran, untuk antisipasi kesiapsiagaan dan penanggulangan karhutla di seluruh kecamatan, dan mengaktifkan posko pengendalian karhutla, serta upaya-upaya lain sudah dilakukan.(mud)