klikkalimantan.com – Krisis air bersih dialami warga belasan desa di sepanjang bantaran Sungai Riam Kanan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Krisis air bersih terjadi akibat tercemarnya air sungai dampak kematian massal ikan milik pebudidaya di Kecamatan Karang Intan sepekan lalu.

Tak hanya desa di wilayah Kecamatan Karang Intan, krisis air bersih akibat bangkai ikan yang terlarut di sungai juga dialami warga sejumlah desa Kecamatan Astambul dan Kecamatan Martapura.

“Di Kecamatan Karang Intan ada delapan desa. Di Kecamatan Astambul ada dua; Pingaran Ulu dan Ilir. Tapi sudah ada konfirmasi dari pihak kecamatan, ada empat desa lagi yang mengalami krisis air,” kata Irwan Kumar, Kepala BPBD Kabupaten Banjar, Senin (21/20/2019).

Mengatasi krisis air bersih yang dialami warga, menurut Irwan Kumar, distribusi air bersih terus dilakukan menggunakan dua unit mobil tangki air berkapasitas 5.000 liter. Untuk menampung air bersih, pihaknya juga telah menempatkan puluhan tandon air di belasan desa terdampak matinya jutaan ikan. Dari 110 tandon milik BPBD, sudah terpakai untuk distribusi air bersih sebanyak 86 tandon.

Untuk mengisinya, Kumar mengaku juga melibatkan sejumlah armada pemadam kebakaran. Karena jika hanya mengandalkan mobil tangki air milik BPBD, akan kualahan. Terutama di desa-desa di luar wilayah Kecamatan Karang Intan.

Karena diakuinya saat ini, penyaluran air krisis air bersih terfokus di Kecamatan Karang Intan sebagai wilayah terparah. “Di Kecamatan Karang, untuk cuci tangan saja tidak bisa karena air sungai yang tercemar bangkai ikan sangat bau,” kata Irwan Kumar.

Selain distribusi air bersih, lanjutnya, BPBD bersama sejumlah instansi terkait, masyarakaat danmahasiswa mengevakuasi berton-ton bangkai ikan dari dalam keramba dan jala apung milik pebudidaya. Bangkai ikan lantas dibawa ke TPA Cahaya Kencana di Karang Intan untuk ditimbun. Sebagian bangkai ikan, dikubur di sekitar desa.

“Peringatan dan teguran kepada pemilik jala apung agar tidak membuang bangkai ikan ke sungai juga dilakukan. Karena bangkai ikan yang tetap dilarutkan ke sungai berdampak terjadinya pencemaran air sungai,” kata Irwan Kumar. (to/klik)

Advnativ