Klikkalimantan.com, SATUI – Seluas 300 hektare lahan transmigrasi di Desa Satui Timur, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) terlantar karena tak bisa digaral warga setempat. Penyebabnya, tak ada akses jalan menuju lokasi lahan tersebut, sehingga warga kesulitan membuka areal miliknya.
Padahal lahan terlantar tersebut jatah 150 warga transmigrasi yang diberikan pemerintah pusat untuk berladang atau berkebun.
Menurut tokoh masyarakat Satui Timur, Bambang Sudarwanto, sudah 23 tahun lahan tersebut tak bisa mereka garap. Keluh-kesah ini diungkapkannya mewakili warga setempat, di hadapan cawabup Muhammad Rusli saat menggelar kampanye dialogis di Desa Satui Timur, Selasa (6/10).
“Meski sudah pernah diusulkan kepada pemda, pembangunan jalan ke lahan tidur itu belum pernah ditanggapi,” keluh Bambang.
Ia sangat menyayangkan hal ini, karena dibiarkan berlarut-larut. Ada kesan daerah mereka tak diperhatikan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan.
“Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dibutuhkan akses jalan dan infrastruktur ke lokasi lahan-lahan tidur, agar bisa digarap. Padahal lahannya sangat potensial,” katanya.
Selama ini, papar Bambang, masyarakat dipinjami lahan untuk digarap, tapi masuk kawasan rawan banjir. Saat akan dipanen gagal, karena terbawa arus. Parahnya, di desa ini angka pengangguran sangat tinggi, meskipun sebagian besar menyandang predikat sarjana. Faktornya, selain tak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan, luasan areal lahan garapan juga minim.
Masalah ini diamini masyarakat lainnya, termasuk pengurus Kelompok Tani Dusun II, Parwanto. Ia menambahkan, pernah pihaknya diminta untuk menyiapkan cetak sawah oleh instansi terkait di Pemkab Tanah Bumbu, namun hingga saat ini tidak ada tindak lanjutnya.
“Sehingga masyarakat menjadi kecewa,” ujarnya.
Sementara tokoh pemuda setempat, Rusliansyah, menyebutkan peran mereka belum begitu menonjol di desanya. Padahal mereka punya mimpi untuk membina remaja desa, agar terhindar dari prilaku menyimpang, melalui kegiatan positif dan menciptakan karya. Namun hal itu belum bisa diwujudkan akibat terganjal anggaran.
Ketiga tokoh masyarakat desa Satui Timur ini sangat berharap persoalan mereka ini bisa diperhatikan paslon ZR ketika nanti memimpin Bumi Bersujud.
Menyikapi keluhan ini, tanpa pikir panjang, cawabup nomor urut 3, Muhammad Rusli, memberikan jaminan akan memberikan solusi dan jalan keluar bagi masyarakat setempat.
“Masalah lahan tidur seperti ini sebenarnya yang selama ini saya cari. Nanti masuk program prioritas dalam rangka mencetak lahan produktif,” katanya.
Sebagai langkah konkrit, papar Rusli, diawal pemerintahan mereka jika nanti terpilih, pihaknya melakukan survei, untuk mengetahui kondisi lahannya.Untuk memastikan, apakah cocok untuk pertanian atau perkebunan.
“Jika masih kondisi hutan harus diratakan dulu dengan dozer, baru digarap. Tapi akan dibangunkan akses jalan untuk memudahkan ke lokasi,” janjinya.
Terpisah, saat berkampanye di Desa Sekapuk dan Tegal Sari, serta Sumber Makmur (ketiganya masuk wilayah Kecamatan Satui, red), cawabup M Rusli mendapatkan atensi lainnya berupa sejumlah usulan. Paslon ZR pun merespon hal tersebut.(mud/klik)