klikkalimantan.com, MARTAPURA – Terhitung sejak 26 Desember 2020 lalu, puluhan rumah di 5 kecamatan, yakni Kecamatan Astambul, Karang Intan, Martapura, Martapura Timur, dan Kecamatan Martapura Barat, terdampak musibah banjir dengan ketinggian air bervariasi hingga merendam rumah warga sampai sekarang, Selasa (5/1/2020).
Menanggapi perihal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Irwan Kumar mengatakan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kalimantan Selatan (BMKG Kalsel), intensitas curah hujan tinggi masih akan terjadi hingga Januari 2021 ini.
“Curah hujan tinggi sudah mulai terjadi sejak pekan ke-4 di bulan Desember 2020 lalu, dan puncaknya berada di akhir Januari 2021 nanti. Dengan kondisi saat ini, sudah pasti debit air Sungai Martapura dan Waduk Riam Kanan akan bertambah,” ujarnya kepada klikkalimantan.com serta salah satu awak media, Senin (4/1/2021) kemarin.
Dikatakan Irwan Kumar, pada 4 Januari 2021 berdasarkan informasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), debit air Waduk Riam Kanan saat ini sekitar 59,185 Meter. Apabila terjadi peningkatan hingga enam puluh lebih, tidak menutup kemungkinan pihak PLTA pun terpaksa membuka pintu air waduk guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
“Kalau debit air sudah melebihi, guna mengurangi risiko, mungkin PLTA akan melakukan pertimbangan apakah harus membuka pintu air atau seperti apa nantinya? Yang jelas, hingga saat ini kita terus melakukan pemantauan hingga ke beberapa desa terdampak banjir,” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan BPBD Kabupaten Banjar, lanjut Irwan Kumar, musibah banjir yang melanda di Kecamatan Martapura dan Astambul mulai mengalami penurunan.
“Selanjutnya, daerah atau kecamatan yang akan lebih terdampak, yakni Kecamatan Martapura Barat dan Kecamatan Sungai Tabuk. Karena air banjir ini akan turun ke Sungai Barito melintasi beberapa desa tersebut. Saat ini Desa Pembantanan, Kecamatan Sungai Tabuk, sudah terdampak banjir,” bebernya.
Irwan Kumar memastikan, apabila air Muara Sungai Barito pasang, maka beberapa desa di Kecamatan Sungai Tabuk akan terdampak banjir hingga sepekan lamanya.
“Terkait bantuan, saat ini kami masih belum dapat menyalurkan, dikarenakan masyarakat yang terdampak banjir masih dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, dan tidak mau dilakukan evakuasi. Mereka memilih bertahan di kediamannya yang terendam banjir dengan membikin sebuah apar-apar (membikin lantai tambahan di atas lantai rumahnya yang terendam air banjir dengan susunan kayu),” tuturnya.
Andai saja mereka bersedia dilakukan evakuasi, tambah Irwan Kumar, dapat dipastikan BPBD Kabupaten Banjar pun segera mendirikan tenda darurat dan dapur umum untuk korban banjir. Kalau hanya menyalurkan logistik, sudah pasti tidak akan cukup untuk setiap keluarga terdampak di setiap desa,” ungkapnya.
Yang jelas, papar Irwan Kumar lebih jauh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar sudah menyalurkan obat-obatan untuk warga yang terdampak banjir di setiap desa yang terdampak banjir.
“Saat ini Kabupaten Banjar masih berstatus Siaga Darurat Banjir, Angin Puting Beliung, dan Tanah Longsor, yang diprediksi baru berakhir pada Maret 2021 mendatang. Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat, utamanya yang saat ini terdampak banjir, agar selalu waspada. Baik terhadap hewan reptil berbahaya, penyakit seperti gatal-gatal, flu dan lain sebagainya yang mulai terjadi, serta melakukan pengecekan terhadap barang-barang elektroniknya, termasuk colokan listrik yang masih dialiri arus listrik untuk diamankan, guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan,” ingatnya.(Zai/klik)