Banjir Martapura Kembali Renggut Nyawa

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Lagi, bencana banjir yang melanda puluhan desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar, memakan korban jiwa.

Sebelumnya, yakni pada 11 Januari 2021 lalu, seorang anak berusia 13 tahun, warga Kelurahan Tanjung Rema Darat, Kecamatan Martapura, ditemukan tak bernyawa karena tenggelam di kolam ikan di belakang rumahnya sendiri.

Kali ini, kabar duka kembali terjadi di Kelurahan Tanjung Rema Darat, tepatnya di RT 01, Gang Pelita, Kelurahan Tanjung Rema Darat, ditemukannya sebuah objek seperti tangan yang nampak terapung di tengah bunga air apu apu (kayu apu) sekitar pukul 12.30 Wita pada Sabtu (16/1/2021), oleh warga yang ingin melakukan aktivitas menangkap ikan.

“Benar, sekitar pukul 12.30 Wita siang, warga kita yang ingin memasang alat jaring penangkap ikan (rengge) di RT 01, belakang rumah warga, terkejut ketika melihat jari tangan yang nampak terapung di tengah bunga air apu apu (kayu apu),” ujar Ahmad Syaukani, Lurah Tanjung Rema Darat, ketika dikonfirmasi klikkalimantan.com melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (16/1/2021).

Adanya penemuan yang diduga sesosok jasad tersebut, sontak membuat warga setempat geger dan melaporkannya kepada aparat dan petugas yang berwenang untuk dilakukan evakuasi.
Sementara, untuk identitas korban yang diduga tewas tenggelam tersebut kini sudah diketahui, yakni Abdul Rahman, warga RT 01, Gang Pelita, Kelurahan Tanjung Rema Darat.

“Berdasarkan keterangan warga sekitar, korban mengalami gangguan jiwa. Bahkan, ketika musibah banjir melanda Kelurahan Tanjung Rema Darat, korban sempat dievakuasi ke tempat yang lebih aman, sebelum akhirnya melarikan diri, dan dilakukan pencarian oleh warga sekitar. Ketika ditemukan, ternyata sudah menjadi mayat,” bebernya.

Kabar duka tewasnya seorang pria kelahiran Kota Martapura, 31 Desember 1982 tersebut pun mengagetkan M Fajar Ali, selaku teman dekat korban yang tinggal berdekatan.

BACA JUGA :
Eddy Dukung Penetarapan E-Parking, Asal…

“Kabar duka ini saya ketahui setelah mendapat telepon dari adik saya yang mengungsi tak jauh dari tempat tinggal saya, karena saat ditemukan warga tak mengenali sosok jasad korban yang sudah nampak membengkak. Karena khawatir, adik saya pun menelepon istri saya, dan menanyakan keberadaan saya,” kata Fajar.

Kekhawatiran tersebut muncul, papar Fajar, dikarenakan hampir sepakan ini dirinya bersama anak istri telah mengungsi di rumah mertuanya di Desa Pada Jati, Kecamatan Astambul, dan tidak dapat pulang karena akses Jalan A Yani di Desa Tambak Anyar Ilir, Kecamatan Martapura Timur, terendam banjir.

“Saat penemuan mayat tersebut, kawan saya yang berada di lokasi kejadian menanyakan keberadaan saya kepada adik saya. Mengingat, hampir sepekan ini saya tak pulang kampung, dan tiba-tiba ada penemuan mayat,” pungkasnya.(Zai/klik)

Scroll to Top