klikkalimantan.com, BANJARMASIN – “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.” Pribahasa lama ini pantas disematkan bagi warga korban banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya warga Banjarmasin.
Selain sulit mendapatkan kebutuhan pokok lantaran akses tranpostasi terganggu akibat banjir, ditambah pula dengan harga gas ukuran 3 kilogram (biasa disebut gas melon) yang ikut meroket.
Meski di tingkat pangkalan harga gas tetap stabil, namun, tidak semua masyarakat bebas membelinya. Jika ingin membeli di pangkalan, harus memiliki kartu Subsidi Gas dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
Di tingkat pengecer, harga gas nelon dibandrol Rp30 ribu hingga Rp40 ribu. Tingginya harga ini semakin mencekik perekonomian warga.
Tingginya harga gas melon di tingkat pengecer ini, mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Kota Banjarmasin, Muhammad Natsir. Ia mendesak Pemko Banjarmasin, melalui dinas terkait, agar segera menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga gas melon di masyarakat.
“Kita mendesak Pemko segera menggelar operasi pasar. Karena, harga gas 3 kilogram di tingkat pengecer sudah sangat tinggi, di beberapa tempat mencapai Rp40 ribu per tabung,” desak Natsir.
Anggota Komisi II ini menyarankan, operasi pasar hendaknya dilaksanakan tidak terlalu jauh dari lokasi banjir, serta titik pelaksanaannya pun diperbanyak.
“Kita sarankan operasi pasar dilaksanakan di lokasi yang berdekatan dengan wilayah terdampak banjir. Sebab, mereka yang paling merasakan dampak kenaikan harga gas ini,” ujarnya.(sin/klik)