Klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin mengatasi lonjakan harga gas Elpiji 3 kilogram (biasa disebut gas Melon) yang meroket pasca banjir, adalah dengan menggelar operasi pasar (OP) di tiga kecamatan yang paling terdampak banjir.
Dalam operasi pasar kali ini, sedikitnya 2.240 tabung Elpiji distribusikan ke sejumlah titik terdampak banjir. Yakni di Kecamatan Banjarmasin Timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan, dan sebagian Kecamatan Banjarmasin Utara.
“Pelaksanaan operasi pasar ini dalam rangka mengantisipasi kelangkaan, dan memenuhi keperluan Elpiji 3 Kg kepada masyarakat yang terdampak banjir,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Nurdiansyah, Rabu (3/2/2021).
Nurdiansyah mengemukakan, operasi pasar dilaksanakan sejak tanggal 1 hingga 3 Pebruari 2021 di delapan kelurahan. Yakni Kelurahan Sungai Lulut, Pekapuran Raya, Pemurus Luar, Sungai Jingah, Pemurus Dalam, Kelayan Tengah, Seberang Masjid, Kelayan Tengah, dan Kelurahan Kelayakan Dalam. Masing-masing kelurahan mendapat distribusi 280 tabung Elpiji 3 kilogram dengan harga Rp17.500,- per tabung.
“Bersama Pertamina, kita lakukan operasi pasar untuk daerah-daerah terdampak banjir. Dengan operasi pasar ini, tingginya harga gas bisa cepat stabil,” sebutnya.
Noorbiansyah mengakui, adanya lonjakan harga gas melon pasca bencana banjir. Penyebab utamanya, sulitnya distribusi pasokan gas yang dilakukan PT Pertamina lantaran akses jalan terendam air.
“Memang terjadi kelangkaan di masyarakat. Dengan operasi pasar yang kita lakukan, harga dan pasokan gas berangsur normal. Distribusi gas dari Pertamina ke pangkalan pun sudah berjalan normal,” katanya.
Sekadar diketahui, pasca banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Banjarmasin, menyebabkan rusaknya sejumlah infrastruktur jalan. Tidak hanya itu, harga gas khususnya ukuran 3 kilogram mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di tingkat pengecer, harganya mencapai Rp30 ribu hingga Rp40 ribu. (sin/klik)