Mula Cerita Jembatan Ambrol di Tapal Batas Dinamai Sungai Salim

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
SUNGAI SALIM - Jembatan Sungai Salim ambrol di tapal batas Kecamatan Astambul - Mataraman ambrol diterjang banjir. Kisah termurun di tengah masyarakat, dinamakan Sungai Salim lantaran dulu ada pemilik gerobak sapi bernama Salim tercebur saat melintas jembatan tersebut. (foto: dok/klik)

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Jebol diterjang banjir tengah pekan terakhir Januari lalu, nama Jembatan Sungai Salim di ruas Jalan A Yani KM 55 mulai kerap disebut. Bertambah sering, karena hanya dua hari berselang pasca jembatan darurat dengan plat baja rampung dibangun, jembatan di Sungai Salim kembali ambrol.

Jadi bahan utama perbincangan, jembatan sungai salim tepat di tapal batas Kecamatan Astambul – Mataraman ini juga menjadi topik utama pemberitaan hampir semua media massa. Alhasil, Sungai Salim kian diketahui khalayak.

Meski mulai diketahui khalayak dengan penamaan Sungai Salim, namun tak banyak yang mengetahui asal mula penamaannya. Hanya sekelumit kisah temurun di tengah masyarakat sekitar ihwal penamaan Sungai Salim.

Saili, warga Desa Bawahan Selan, Kecamatan Mataraman, menuturkan, temurun di kalangan sepuh warga, Sungai Salim diadopsi dari nama seseorang. Bukan warga Kecamatan Astambul. Bukan pula Mataraman. Salim adalah orang Hulu Sungai.

Konon dahulu kala, Salim seorang sais pedati. Gerobak Sapi Dundang, begitu warga Hulu Sungai lazim menyebutnya. Dahulu, gerobak sapi dundang salah satu moda transportasi pengangkut barang dagangan.

“Gerobak sapi dundang umumbya digunakan para pedagang menuju pasar-pasar untuk berniaga. Biasanya beroperasi di malam hari, karena pagi harinya barang dagangan sudah harus digelar.,” kata Saili.

Apesnya, di suatu malam saat melintas di jembatan di tengah minim penerangan jalan, Salim dan gerobak sapi dundang yang dikemudikannya tercebur ke sungai.

Karena kondisi lalu lintas Jalan A Yani di malam hari tempo dulu tak seramai sekarang, pun kondisi badan jalan dan jembatan tak sebagus saat ini, Salim dan gerobaknya yang tercebur baru diketahui pengguna jalan lain beberapa jam kemudian.

“Beruntung Salim masih bisa diselamatkan. Namun tidak dengan gerobak sapi dundang beserta barang-barang dagangan miliknya,” kata Saili.

BACA JUGA :
Gerakan Revolusi Hijau Kalimantan Tanam 10 Ribu Pohon Ulin

Dan sejak itu, warga mulai biasanya menyebut sungai tersbut dengan nama sungai salim. Penyebutan yang lama-kelamaan Enjadi kebiasaan. “Hingga akhirnya, jembatan itu dinamai jembatan Sungai Salim,” ujar Saili. (to/klik)

 

 

Berita Terbaru

Scroll to Top