klikkalimantan.com, MARTAPURA – Dilanda bencana banjir besar sejak pertengahan Desember 2020 hingga akhir Januari 2021 lalu, mengakibatkan sejumlah infrastruktur baik di sektor pembangunan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan perkebunan, serta sektor perekonomian masyarakat di Kabupaten Banjar mengalami kerusakan hingga menimbulkan kerugian besar.
Demikian ditegaskan Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar, Dondit Bekti, ketika dikonfirmasi beberapa awak media, Rabu (10/2/2021) kemarin.
“Akibat bencana banjir yang melanda Kabupaten Banjar, diestimasikan untuk total kerugian di sektor peternakan dan perkebunan sebesar Rp39 Miliar lebih. Yakni Rp5,7 Miliar lebih di bidang peternakan, dan kerugian terbesar di bidang pererkebunan dengan estimasi kerugian sebesar Rp34 Miliar lebih,” ujarnya.
Dikatakan Dondit, berdasarkan hasil hitung cepat Disnakbun, sejak 26 Januari hingga 8 Februari 2021, terdata sebanyak 31.266 ekor itik (bebek) mati dan raib akibat terbawa arus banjir. Kemudian, 63.000 ekor lebih ayam buras (ayam kampung), 16 ekor kerbau, 14 ekor kambing, 4.100 ekor burung puyuh, dan 206 ekor ayam ras, dan untuk hewan ternak sapi hanya berjumlah 3 ekor terdampak banjir.
“Dari populasi awal sekitar 35.000 ekor lebih hewan ternak bebek yang berada di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Tatah Makmur, Sungai Tabuk, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman, dan Kecamatan Astmabul, sebanyak 31.266 ekor mati dan hilang terbawa air banjir. Kalau kita hitung kisaran harga bebek per ekornya Rp40.000, berarti estimasi kerugian sekitar Rp2,032 Miliar. Begitu pun untuk kerugian ayam buras yang harga per ekornya berkisar Rp40.000 ke atas diestimasikan sebesar Rp3,1 Miliar lebih,” ucapnya.
Kendati masih berupa data sementara, namun dipastikan Dondit, untuk perubahan update data biasanya tidak telalu jauh dan hampir mendekati seperti yang dilaporkan timnya di lapangan.
“Meskipun diestimasikan kerugian hewan ternak bebek mencapai miliaran rupiah, namun sejauh ini masih belum terjadi gejolak harga, kecuali untuk ayam buras kemungkinan bisa terjadi gejolak harga. Tapi sampai ini masih normal,” katanya.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, papar Dondit, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait. Salah satunya akan berkoordinasi dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU – HPT) Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, berdasarkan saran Dirjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) terkait kebutuhan hewan ternak unggas.
“Kita pun telah mendapatkan bantuan hewan ternak bebek untuk kelompok peternak yang terdampak banjir dari Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpoe sebanyak 30.000 ekor bebek. Tapi, bagaimana mekanismenya, baik terkait pengadaan, hibah, sumber dana dan lain sebaginya, masih belum kita ketahui. Yang jelas akan kita tindaklanjuti lagi ke tingkat provinsi,” tuturnya.
Sedangkan kerugian sebesar Rp34 Miliar lebih yang terjadi di sektor perkebunan, tambah Dondit, diakibatkan seluas 90 Hektar lebih Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) dan 296 Hektar perkebunan kopi rusak akibat terendam banjir.
“Dari 1.300 lebih pohon sawit di Desa Karya Makmur dan Sumber Sari Kecamatan Cintapuri Darussalam hampir satu Minggu terdampak banjir, tapi masih hidup, begitu pun perkebunan kopi di Desa Lok Tunggul, dan Desa Baru, Kecamatan Pengaron terendam banjir, serta sebanyak 2.100 kebunan karet yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Cintapuri Darussalam, Pengaron, Mataraman, dan Karang Intan terdampak banjir,” ucapnya.
Mengingat, jenis tanaman di sektor perkebunan merupakan jenis tanaman keras, bener Dondit lebih jauh, dalam kurun waktu satu Minggu terendam banjir tidak semuanya akan mati, atau hanya mengalami kerusakan dengan kategori ringan.
“Kita berharap program dari hasil olahan Disnakbun tidak bergejolak. Kita pun mendapat Signal baik dari Dirjen Perkebunan yang meminta kita untuk mengajukan proposal bantuan PSR secepatnya ke ke Kenangan yang akan dimediasi Kementerian Keuangan (Kemeneku) melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) guna membantu pekebun kita yang terdampak bencana banjir untuk mendapatkan bantuan entah berupa pupuk atau bibit secara cuma-cuma,” pungkasnya.(Zai/klik)