klikkalimantan.com, MARTAPURA – Keinginan pemerintah daerah memperindah kawasan Kelurahan Sekumpul sepertinya tak disambut baik sebagian masyarakat. Kesadaran masyarakat yang minim dalam membuang sampah menjadi salah satu kendala.
Sekadar mengingatkan, di penghujung Tahun 2020 lalu, rencana penataan Kawasan Wisata Religi Sekumpul Martapura menuju pungkas. Detail Engineering Desain (DED) dibahas dan dimatangkan pada rapat koordinasi (rakor) finalisasi dihadiri sejumlah pihak terkait, Jumat (18/12/2020).
Kala itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjar, HM Hilman menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar, mendukung penuh rencana penataan kawasan Sekumpul oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) RI melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, Marhusin, Lurah Sekumpul kepada klikkalimantan.com menegaskan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. Diantaranya adalah pengelolaan sampah masyarakat.
“Termasuk melakukan penjagaan di titik titik yang biasa digunakan masyarakat membuang sampah. Diantaranya di Jl Pendidikan pinggiran saluran irigasi,” katanya.
Bukan hanya dijaga, di titik tersebut juga dipasangi spanduk berisikan pemberitahuan untuk tidak membuang sampah di sana.
Apa yang dikatakan Marhusin memang benar adanya. Hampir setiap hari kerja ada ASN yang ditugaskan untuk menjaga titik titik tersebut. Termasuk sesekali Lurah Marhusin ikut menjaga lokasi yang memang bukan tempat membuang sampah.
Namun sayangnya, ada saja masyarakat yang tidak taat aturan. Mereka memanfaatkan longgarnya penjagaan untuk tetap membuang sampah di sana. Utamanya di malam hari dan hari-hari libur.
Dari pantauan klikkalimantan.com, Jumat (12/2/2021) di sejumlah titik terdapat tumpukan sampah yang dikemas dalam kantongan plastik. Kapan sampah itu ada? Tak seorang warga setempat mengetahuinya.
“Yang pasti kemarin belum ada sampah di sana. Mungkin pada malam hari mereka membuangnya,” ujar Koni, warga yang berhuni di pinggiran saluran irigasi Jl Pendidikan.
Koni pun mengaku geregetan dengan polah masyarakat yang tidak taat aturan. Dengan kasar lelaki baya ini mengumpat para pembuang sampah dengan sebutan buta huruf.
“Jelas sekali bacaannya. Kalu orang pintar nda usah membaca cukup melihat ada spanduk di sana pasti tidak ada membuang sampah,” katanya. (yan/klik)