20 April 2021. Itulah waktu yang sudah diagendakan untuk peresmian Pasar Bauntung. Perubahan peta politik yang memenangkan pasangan penantang petahana dalam Pilkada Kota Banjarbaru 2020, berdampak juga pada agenda peresmian pasar yang kini terkesan dipaksakan.
Catatan: Sapariyansyah
Teknis, ya pembangunan Pasar Bauntung memang bersifat teknis. Namun aroma politik dirasakan sangat kental dari awal perencanaannya. Bahkan disebut-sebut DPRD Kota Banjarbaru yang kala itu diketuai H AR Iwansyah sempat menunda persetujuan pembangunan pasar yang diperuntukkan merelokasi pedagang di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru.
“Saya ingat betul kala itu Pak Iwan berpikir keras untuk menandatanganinya. Namun kuatnya desakan dari pihak-pihak tertentu akhirnya program relokasi pedagang Pasar Bauntung ditandatangani,” ujar salah seorang pejabat yang dikenal dekat dengan sosok Iwansyah.
Setelah disetujui DPRD Kota Banjarbaru, Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani kala itu langsung memimpin sosialisasi rencana relokasi pedagang. Beberapa kali sejak tahun 2016, pertemuan antara Pemkot Banjarbaru dengan pedagang dilaksanakan. Kedua belah pihak sama sama berkomitmen pada pendiriannya. Pemkot dalam hal ini Nadji Adhani bersikukuh relokasi harus dilakukan, sementara pedagang tak kalah ngotot untuk menolak relokasi.
Waktu terus berjalan. Hingga pada waktunya (2018) dana untuk membangun sebuah pasar yang digadang-gadang sebagai pasar modern pertama di Kota Banjarbaru didapat. Yakni berupa dana pinjaman Rp.104.586.336.000,00 dari PT SNI. Di mana salah satu butir perjanjiannya pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara dicicil per tri wulan sejak bangunan diresmikan.
Sementara itu, dua instansi berkaitan Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru harus mulai bekerja keras untuk memulai proses membangun pasar yang “mengusur” Stadion Haji Idak di Jl RO Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan ini tanpa ada alokasi dana pasti.
“Ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya penyusunan dokumen rencana pemindahan pasar sejak tahun 2018. Didalam dokumen itu dijadwalkan 20 April 2021 bertepatan dengan hari jadi Kota Banjarbaru bangunan pasar diresmikan,” ungkap Abdul Basid, Kadis Perdagangan Kota Banjarbaru.
Selain penolakan pedagang untuk direlokasi, seluruh proses teknis pembangunan Pasar Bauntung berlanjut dengan mulus. PT Nidya Karya sebagai kontraktor pelaksana bekerja sesuai dengan jadwal yang disepakati. Sesaat program relokasi pedagang Pasar Bauntung sepi dari desas desus. Memang sesekali muncul ke permukaan bersamaan dengan masa kampanye pada Pilkada 2020.
Dari tiga pasang kandidat, pasangan petahana Martinus-Jaya tagline “Melanjutkan Amanah” terang-terang berkomitmen melanjutkan proses relokasi. Sementara pasangan Aditya-Wartono lebih memilih berhati-hati dalam membahas masalah tersebut. Demikian juga Iskandar-Iwansyah lebih memilih isu lain untuk dijadikan materi utama kampanye.
Rabu, 09 Desember 2020 menjadi awal berubahnya skenario relokasi Pasar Bauntung Banjarbaru. Pasangan petahana Martinus-Jaya menjadi juru kunci perolehan suara dalam perebutan kursi Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru.
Pasangan Aditya-Wartono yang mengusung tagline JUARA berhasil mengungguli perolehan suara. Sejak itu pun pasangan yang memenangi suara telak di lingkungan Pasar Bauntung kebagian repot karenanya. Beberapa kali perwakilan pedagang mendatangi Aditya-Wartono untuk mempertanyakan perihal relokasi.(bersambung)