klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Setelah sebelumnya berhasil melaksanakan Program Tular Nalar untuk 1.200 dosen berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, kini Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menargetkan dapat meningkatkan kompetensi literasi digital kepada 4.600 guru Sekolah Menengah.
Menurut Ketua Divisi Penelitian MAFINDO, Santi Indra Astuti MSi, untuk memenuhi target tersebut, pihaknya telah melaksanakan kegiatan pelatihan melalui Program Tular Nalar kepada 205 guru dari berbagai Sekolah Menengah baik SMP, MTS, SMA, SMK, dan MA di Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Kegiatan dilaksanakan dalam 4 batch, dimana masing-masing batch terdiri dari 50 Guru yang dilaksanakan pada Senin 15 Maret 2021, Kamis 18 Maret 2021, Senin 22 Maret 2021, dan Sabtu 27 Maret 2021 lalu,” ujar Santi Indra Astuti yang juga merupakan Project Manager Program Tular Nalar, yang saat ini tercatat sebagai dosen di Universitas Islam Bandung.
Para guru, papar Santi, menjadi harapan besar dalam memberikan pemikiran kritis kepada siswanya, sehingga bisa lebih rasional dan objektif dalam memanfaatkan gawai.
“Akses internet yang tanpa batas harus disikapi dengan bijak oleh para remaja ketika berselancar dengan media digitalnya,” katanya.
Tular Nalar sendiri merupakan program inisiatif yang dibuat oleh konsorsium MAFINDO, Maarif Institute dan Love Frankie, bekerja sama dengan Dirjen Dikti Kementerian dan Kebudayaan Indonesia, yang didukung Google.org.
Santi menambahkan, program inisiatif tersebut bertujuan menyediakan materi pembelajaran tentang berpikir kritis dan literasi media, serta membantu audiens menavigasi tantangan yang dihadapi di lingkungan pembelajaran daring selama masa pandemi.
“Program tersebut menyediakan kurikulum daring dan sumber belajar yang menarik, serta mudah digunakan oleh dosen, guru, dan siswa, untuk membangun ketahanan target audiens terhadap intoleransi, berita palsu, ujaran kebencian, serta hoaks, melalui pemikiran kritis dan literasi media,” ujarnya.
Perkembangan teknologi dipandang perlu dibarengi dengan pembekalan literasi media, karena antara dunia nyata dan dunia maya semakin tidak nyata. Sehingga menjadi tantangan untuk kita semua, terutama dunia pendidikan, untuk menyiapkan generasi muda menjadi generasi unggul.(rdh/klik)