Si Kenyang Lupa Tuhan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Ilustrasi/net

Almin Hatta

MESTINYA, biaya rumah tangga jauh berkurang selama bulan Ramadhan. Sebab, selama bulan penuh rahmat dan ampunan ini semua umat Muslim melaksanakan ibadah puasa, sehingga jatah makan sehari yang biasanya tiga kali menjadi dua kali saja.

Secara matematika, pengeluaran selama Ramadhan harusnya berkurang sepertiga dibanding bulan-bulan lainnya. Kalau misalnya pada bulan biasa Rp1,5 juta, maka pada bulan Ramadan mestinya Rp1 juta saja.

Tapi, kenyataannya, biaya rata-rata rumah tangga justru meningkat tajam pada bulan Ramadhan. Pasalnya, selama puasa ini ada semacam aksi balas dendam. Yakni lapar seharian karena tak makan, langsung dibalas dengan menyantap aneka makanan sejak bedug maghrib hingga tengah malam.

Itu pun belum cukup. Hidangan untuk berbuka puasa dibuat melebihi takaran. Ada aneka macam kue, aneka macam minuman, dan aneka macam lauk-pauk. Begitu pula hidangan untuk sahur, sampai penuh sebuah meja panjang.

Padahal, esensi utama puasa justru untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu makan kita yang cenderung berlebihan. Artinya, kita tak cuma dilarang makan-minum sepanjang siang, tapi juga dilatih untuk makan sesuai kebutuhan.

Selain itu, puasa juga mengajarkan bagaimana sebenarnya penderitaan orang yang hidup dalam kekurangan. Sebab, hanya saat puasa itulah orang yang hidup berlebihan dapat merasakan betapa perihnya perut yang kurang makan. Karena itulah, puasa diharapkan menumbuhkan empati si kaya terhadap si papa.

Lebih dari itu semua, puasa diharapkan mengembalikan kebiasaan orang yang suka makan berlebihan sampai kekenyangan menjadi makan sesuai kebutuhan. Sebab, perut yang selalu kenyang membuat orang cenderung lupa akan keberadaan Tuhan. Karena itulah khalifah Umar bin Khathab ra dengan tegas menyatakan, “Awas, kalian jangan terlalu kenyang!”

BACA JUGA :
Sebulan Dijabat Plt, PD Baramarta sudah Setor Rp500 Juta

Menurut Umar, kekenyangan dapat membuat orang malas shalat, merusak kesehatan tubuh, dan gampang tertimpa penyakit.

“Berlakulah sederhana dalam makan. Sehingga terhindar dari pemborosan. Makan secukupnya akan menyehatkan badan dan memberikan kekuatan ibadah kepada Tuhan,” ujarnya.***

Scroll to Top