BPBD Belum Temukan Titik Hotspot

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Pada 25 Maret 2021 lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), bersama seluruh Struktural Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), di Aula Barakat Martapura.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, HM Irwan Kumar, melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjar, Yayan Darlianto, mengatakan, melalui pantauan satelit hingga saat ini masih belum ada terdeteksi titik panas (hotspot) di wilayah Hutan dan Lahan yang ada di Kabupaten Banjar.

“Tapi, sekitar 2 atau 3 hari kemarin, kita sudah menerima laporan dari UPT Damkar Kabupaten Banjar bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Lingkar Selatan pada malam hari. Namun, hingga saat ini kita masih belum mengetahui apa penyebab kebakaran lahan tersebut,” ujarnya kepada klikkalimantan.com, Rabu (28/4/2021).

Yayan menuturkan, berdasarkan hasil Conference BPBD Kabupaten Banjar bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau yang melanda Kabupaten Banjar akan terjadi pada Mei, Juli, dan puncaknya terjadi di November 2021 mendatang.

“Menghadapi semua itu, kita sudah melakukan koordinasi, cek kesiapan peralatan, hingga melakukan sosialisasi, sebelum bencana Karhutla dan kabut asap mendera. Jika titik hotspot mulai terlihat, maka Kabupaten Banjar akan kita usulkan menjadi berstatus Siaga Darurat. Kemungkinan akan terjadi pada Juli nanti, tapi kita masih belum dapat memastikannya,” ucapnya.

Yayan mengungkapkan, BMKG memprediksi status Siaga Karhutla akan mundur, karena masih berada di transisi Darurat Bencana Banjir yang kemungkinan akan berakhir pada 30 Mei 2021 mendatang, serta masih ada beberapa wilayah yang hutan dan lahannya terdampak banjir.

BACA JUGA :
Sinkronisasi Laporan Realisasi Anggaran Covid-19, DPRD Gelar Rapat Tim Pansus

“Kerena masih ada wilayah yang terdampak banjir, kemungkinan di 2021 ini bencana Karhutla yang akan terjadi tidak terlalu banyak dibandingkan dengan 2020 lalu yang mencapai sekitar 276,34 Hektare Hutan dan Lahan yang terbakar. Tapi, saat ini kita pun masih belum dapat memastikannya,” tuturnya.

Yayan menambahkan, berdasarkan laporan dari BMKG, kondisi iklim panas di Kabupaten Banjar saat ini berkisar 23 hingga 32° Celsius, dengan kelembaban mencapai 65 sampai 95%. Begitupun untuk kecepatan angin arah Barat Laut mencapai 10 Km per Jam.

“Meskipun masih didapati curah hujan, namun ada juga beberapa daerah yang curah hujannya kurang dari 150 mm. Artinya, ada beberapa daerah yang sudah mengarah ke musim kemarau. Sehingga, kemungkinan besar pada Mei dan Juli 2021 mendatang sudah terjadi kemarau,” ungkapnya.

Agar bencana Karhutla yang menyebabkan bencana kabut asap dan dapat memicu penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) di Kabupaten Banjar tidak terulang, diakui Yayan, BPBD terus gencar memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga terhadap bencana karhutla, khususnya kepada petani agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.(Zai/klik)

Scroll to Top