klikkalimantan.com, BANJARBARU – Festival Tanglong menjadi salah satu kegiatan rutin dilaksanakan di Kota Banjarbaru saban malam 21 Ramadhan. Namun sejak pandemi covid-19 terjadi, memaksa berbagai kegiatan yang sifatnya massal dihentikan. Termasuk Festival Tanglong.
Namun begitu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru tak habis akal agar tradisi malam 21 Ramadhan, atau biasa disebut malam salikuran ini tak hilang dari Banjarbaru. Penggantinya, dilaksanakan Festival Salikur. Tak jauh beda dengan Festival Tanglong, Festival Salikur juga menampilkan berbagai kreasi lampion dan pernak-perniknya.
Bedanya, menurut Walikota Banjarbaru HM Aditya Mufti Ariffin saat seremoni pelepasan dewan juri Festival Salikur, Minggu (2/5/2021) malam di depan Gedung Balaikota, pada Festival Tanglong peserta yang berkumpul dan melakukan arak-arakan dan dinilai juri, sedangkan Festival Salikur, dewan juri yang berkeliling ke tiap Rukun Tetangga (RT) peserta festival untuk melakukan penilaian. Ini sebagai solusi menghindari kerumunan di masa pandemi.
“Festival ini dilaksanakan untuk mengembalikan tradisi kita yang dua tahun terakhir tidak dilaksanakan,” kata Walikota Aditya yang menyebutkan jumlah peserta Festival Salikur 2021 ini sebanyak 55 RT.
Bahkan akan lebih meriah dibanding Festival Tanglong. Karena menurut Aditya, Festival Tanglong hanya dilaksanakan satu malam. Sedangkan Festival Salikur akan belangsung selama 10 hari ke depan sesuai proses penjurian berlangsung.
Dan bukan tidak mungkin, kemeriahan dari berbagai hiasan lampion terlihat hingga habis lebaran. “Mudah-mudahan tradisi ini tetap terjaga. Dan semoga kegiatan ini bisa menjadi agenda kalender tahunan untuk Kota Banjarbaru,” kata Aditya. (to/klik)