klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Matnor Ali, mempertanyakan kelanjutan Program Normalisasi Sungai yang digalakkan pasca banjir yang melanda Kota Banjarmasin awal tahun 2021 lalu.
Pasalnya, kelanjutan dari normalisasi sungai ini tidak segencar yang dilakukan pasca banjir. Bahkan, mengalami kemunduran alias jalan di tempat. Bahkan sekarang tidak ada kejelasan kelanjutan aksi-aksi seperti yang dilakukan satgas sebelumnya.
Matnor Ali menyebutkan, pembongkaran jembatan rumah toko dan lainnya yang dinilai mengganggu arus sungai, seperti di Jalan A Yani, sekarang tidak terlihat lagi kelanjutannya. Padahal, penertiban dan penataan jembatan itu dimak¬sudkan agar air bisa mengalir sebagaimana yang diharapkan.
“Sekarang yang terlihat bekas pem¬bongkarannya, tapi tidak ada per¬baikan¬nya seperti apa. Kalau dibiarkan seperti ini kondisinya, jadi mundur ke tiga tahun ke belakang,” katanya.
Politisi Partai Golkar ini menyayanghkan, penertiban jembatan yang dinilai meng¬ganggu arus sungai hingga dibongkar paksa menggunakan alat berat itu, tidak langsung dirapikan, sehingga secara estetika tak elok dipandang.
Hal itu, lanjut dia, justru menimbulkan dampak baru yang negatif. Seharusnya, pem¬bong¬karan itu menghasilkan dampak positif bagi keindahan kota.
Oleh karena itu, Matnor Ali minta Pemerintah Kota Banjarmasin lebih serius dan konsisten untuk melaksanakan gerakan nor¬malisasi sungai untuk mengantisipasi banjir ini.
“Satgas Normalisasi Sungai memang sudah tidak ada lagi, setelah penanganannya diambilalih Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR). Tapi, semangatnya harus sama, tetap konsisten dan berkesinambungan,” tegasnya.
Matnor Ali meyakini, pro¬gram normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah kota, tentunya ada target akhirnya, meski ada tantangan menghadapi masa pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya.
Dia mencontohkan, normalisasi Sungai Veteran di samping Pasar Kuripan, yang harus mem¬bongkar beberapa toko pedagang karena berada di atas sungai, rencananya dibuatkan siring dan taman di sekitarnya.
“Komitmen ini harusnya dijalankan secepatnya. Jangan lantaran pandemi Covid-19 atau Pilkada belum berakhir, proyek tersebut ditunda-tunda hingga terlihat kumuh. Kesannya pun jadi negatif di mata masya¬rakat,” tukasnya. (sin/klik)