klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Pengelolaan limbah atau sanitasi di Kota Banjarmasin sejauh ini belum sepenuhnya mendapat respon positif dari masyarakat.
Hal tersebut menjadi tantangan ke depan bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengelolaan Air Limbah Domestik (PALD) Kota Banjarmasin.
Tak hanya itu, kendala lain yang juga menjadi tantangan ke depan bagi Direksi perusahaan plat merah tersebut. Yakni jaringan perpipaan yang belum sepenuhnya mencakup wilayah kota Banjarmasin, serta diperlukan modal yang tidak sekikit untuk memenuhi cakupan jaringan perpipaan yang memadai.
Gambaran ini disampaikan langsung oleh Direktur Umum PD PAL Kota Banjarmasin, Rahmatullah, usai mendampingi Panitia Khusus (Pansus) Perumda PALD saat mengunjungi instalasi pengolahan limbah di kawasan Pasar Pagi, Muara Kalayan, Banjarmasin.
“Ada beberapa hal yang menjadi tantangan ke depan. Yakni mengubah mindsite atau pola pikir masyarakat, perluasan jaringan perpipaan, serta permodalan yang tidak sedikit,” ujarnya.
Rahmatullah menyebut, sejak dibangun pada pertengahan tahun 2014 silam, cakupan sambungan baru mencapai 7.000 pelanggan. Jumlah tersebut jauh dari target berdasarkan program pemerintah. Yakni terpenuhinya air bersih dan sanitasi.
“Yang menjadi dasar adalah permodalan. Dengan demikian, perluasan jaringan dan program sosialisasi dapat dilakukan, seiring meningkatnya kinerja PD PAL sendiri,” ujar mantan DIrektur Operasional PDAM Bandarmasih ini.
Setidaknya, papar Rahmat, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin sudah menentukan jumlah permodalan untuk PAL hingga tahun 2023, berdasarkan master plan perencananan inverstasi yang mencapai Rp591 miliar lebih.
“Kendala permodalan ini terkiat belum diubahnya PD PAL menjadi Perumda. Nah, melalui Pansus inilah disiapkan payung hukumnya, agar PD PAL berubah menjadi Perumda. Dalam draf rancangannya Perumda PALD,” katanya, seraya berharap dengan perubahan menjadi Perumda ini pengelolaan air limbah bisa diterima masyarakat.(sin/klik)