BANDUNG – Wamen BUMN I, Pahala Mansury mengatakan aset industri pertahanan (Indhan) milik Indonesia mencapai sebesar Rp 37 triliun termasuk jumlah yang besar, bukan holding yang kecil dan termasuk klaster BUMN yang luar biasa.
Menurutnya masih banyak PR yang harus dilakukan. Visi dan roadmap sudah jelas di mana pada tahun 2024 BUMN Indhan ditargetkan menjadi sebuah gabungan industri pertahanan top 50 didunia.
“Inovasi mutlak dijalankan, baik itu inovasi bisnis maupun interaksi dan sinergi terutama dengan Kementerian Pertahanan. Intinya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan BUMN Indhan memenuhi kubutuhan industri pertahanan di dalam negeri,” ujar Pahala saat meninjau sejumlah Indhan di Bandung, Jumat (5/3/2021).
Untuk mencapai target tersebut, kelima Direktur Utama BUMN Indhan disaksikan Wakil Menteri BUMN I menandatangani Komitmen Pelaksanaan Program Kerja dan Target Bersama dalam rangka mewujudkan kemandirian pertahanan Indonesia dan meningkatkan operational excellence melalui konsolidasi BUMN Industri Pertahanan.
Dirut PT Len Industri Bobby Rasyidin ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk memimpin implementasi dan pencapaian visi, misi dan target klaster. Kelima BUMN Indhan memiliki peran masing-masing yang akan saling bersinergi dalam memperkuat pertahanan dan keamanan nasional NKRI.
Len Industri akan fokus pada pengembangan C5ISR (command, control, communications, computers, combat systems, intelligence, surveillance and reconnaissance) yang menjadi penentu superioritas alutsista, dan terintegrasinya berbagai sistem pertahanan nasional (Network Centric Warfare). Pindad akan fokus pada pengembangan dan maintenance, repair & overhaul (MRO) platform matra darat serta penyediaan senjata dan amunisi.
Selanjutnya, Dirgantara Indonesia fokus pada pengembangan dan MRO platform matra udara. PAL akan fokus pada pengembangan dan MRO platform matra laut. Dahana fokus pada pengembangan produk bahan peledak untuk seluruh matra.(rilis)