klikkalimantan.com, MARTAPURA – Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan Pendapat Asli Daerah (PAD), Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, kini mencoba mengembangkan Desa Wisata.
Untuk itu, Camat Sungai Tabuk, Ahmad Rabbani, mengharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banjar.
Wacana ini diungkapkan Ahmad Rabbani – yang saat ini juga mengemban tugas sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Camat Martapura Barat, usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan Komisi II dan Komisi I DPRD bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar, Camat dan Kepala Desa (Kades), dengan agenda bahasan tentang Desa Wisata, Selasa (10/8/2021) kemarin.
“Jadi, sejumlah desa yang berpotensi dikembangkan sebagai tempat destinasi wisata di Kecamatan Sungai Tabuk, khususnya di Pasar Terapung Desa Lok Baintan, dan ini sangat membutuhkan dukungan Pemkab Banjar,” ujarnya ketika ditanya klikkalimantan.com
Camat Sungai Tabuk yang akrab disapa Rabbani ini mengungkapkan, selama ini wisatawan yang ingin berkunjung ke Pasar Terapung di Desa Lok Baintan langsung datang ke lokasi. Di sisi lain, Desa Sungai Pinang Lama hanya sebatas menjadi tempat perlintasan saja. Sehingga pihaknya berharap, agar kedepannya dermaga miliki Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banjar dapat direhab.
“Dengan demikian, di kawasan dermaga tersebut dapat dimanfaatkan Desa Sungai Pinang Lama dan Desa Pemakuan untuk mendirikan atau membangun kawasan wisata kuliner yang menjual aneka ragam produk Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat. Sehingga menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat disinggahi wisatawan, sebelum menuju Pasar Terapung Lok Baintan,” ujarnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, papar Rabbani, para sopir kelotok (perahu bermesin) akan kembali mendapatkan penghasilannya dengan memboyong wisatawan menyusuri Sungai Martapura menuju Pasar Terapung Lok Baintan.
“Jadi, kita juga sangat berharap di Desa Sungai Lulut dibangunkan dermaga yang tentunya berimbas pada meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan destinasi wisata, tak terkecuali para sopir kelotok. Seperti kita ketahui selama ini, usai berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan, wisatawan langsung pulang. Jadi, sangat diperlukan pembentukan desa wisata di sekitarnya,” katanya.
Ke depan, lanjut Rabbani, Desa Paku Alam yang berada di seberang Desa Lok Baintan akan dibangunkan titian, sehingga wisatawan bisa mampir ke lapak pedagang sejumlah UKM di kawasan tersebut.
“Kita mengakui, selama pandemi Covid-19, wisatawan yang berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan turun drastis. Tapi, untuk aktivitas jual-beli tetap ada, karena sudah menjadi tradisi. Namun, yang dihadapi para pedagang saat ini, yakni terkait ketersedian barang jualan. Mengingat, sektor pertanian dan perkebunan mereka terdampak bencana banjir besar yang mendera 19 kecamatan di Kabupaten Banjar pada Desember 2020 – Maret 2021 lalu,” tuturnya.
Untuk itu, Rabbani berharap kepada instansi terkait agar turut membantu menanggulangi permasalahan tersebut, baik untuk ketersediaan bibit dan lain sebagainya.
“Saya juga mengimbau kepada pedagang di Pasar Terapung. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, dan sektor pertanian dan perkebunan sempat terdampak banjir, diharapkan agar tidak menjual barang dagangannya diluar batas wajar atau terlalu mahal. Hal ini kita lakukan untuk kembali menarik minat pembeli dan wisatawan yang mulai sepi berkunjung,” imbaunya.(zai/klik)