Klikkalimantan.com, BANJARBARU- Embung dibangun untuk penampungan air, jika terjadi debit air mengalami peningkatan. Namun, apa jadinya jika embung yang seharusnya menjadi tempat penampungan air itu, tidak lagi berfungsi sebagai mestinya.
Seperti keberadaan embung di Kelurahan Cempaka. Semula warga menaruh harapan besar setiap memasuki musim penghujan. Tetapi ternyata harapan itu pupus. Embung tidak berfungsi semestinya. Bahkan saat ini keadaan embung memprihatinkan. Salurannya banyak ditumbuhi rumput dan tumpukan sampah, yang menutupi tepian embung. Kesan terlantar dan tidak terawat pun sangat mencolok.
“Tahun 2017 embung ini dibangun. Tetapi kami tetap kebanjiran setiap kali musim penghujan. Embung tidak berfungsi,” ujar Ulak Sayuti kepada Klikkalimantan.com, Selasa 2 November 2021.
Sayuti pun mempertanyakan kondisi embung yang terkesan tidak terawat. Pintu airnya rusak. Sementara itu, saat dikonfirmasi, Subriyanto, Kepala Bodang Sumbet Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru mengatakan, untuk membersihkan embung dan mengembalikan kedalaman embung kegiatannya sudah dilelang pada Tahun 2020.
“Kalau sampah itu wewenang dari Dinas Lingkungan Hidup,” ujar Subrianto.
Subrianto menjelaskan, bahwa pada 2021 ini embung belum dibersihkan karena baru dibersihkan pada 2020. Kemudian untuk rencana 2022, pihaknya akan kembali membangun satu pintu air, untuk menghubungkan suplai air dari perkantoran provinsi.
“Pintu air sebelumnyakan menghubungkan sungai Kuranji dan kertak baru ke embung Cempaka. Sekarang ada suplai air dari provinsi, dan itu akan kami bikinkan pintu air,” ungkapnya.
Kemudian, untuk pintu air yang tidak berfungsi pihaknya akan secepatnya mengembalikan fungsi pintu air tersebut. Ia juga berharap, agar masyarakat ikut membantu menjaga sarana prasarana yang sudah dibangun. (kus/klik)